Praktikum 1 11
September 2013
Asisten
:
1. Sisi
2. Siti
Komariyah
ANALISIS CURAH HUJAN TITIK
TEKNIK
DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM
DIPLOMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2013
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banjir adalah aliran/genangan air yang
menimbulkan kerugian ekonomi atau bahkan menyebabkan kehilangan jiwa (Asdak, C.
1995). Aliran/genangan air ini dapat
terjadi karena adanya luapan-luapan pada daerah di kanan atau kiri sungai/saluran
akibat alur sungai tidak memiliki kapasitas yang cukup bagi debit aliran yang
lewat (Sudjarwadi 1987). Penyebab banjir tidak hanya karena faktor perusak
ekosistem seperti kegiatan manusia tetapi juga faktor alam itu sendiri seperti
curah hujan yang cukup tinggi.
Mahasiswa
Teknik dan Manajemen Lingkungan dituntut untuk dapat mengerti dan memahami
ilmu-ilmu yang berkaitan dengan cara mengelola lingkungan yang baik dan benar,
seperti di dalam mata kuliah Hidrologi. Handajani (2005) meyebutkan bahwa data
hujan yang diperlukan dalam analisa hidrologi ada 5 unsur yang harus ditinjau,
yaitu : 1. Intensitas I, adalah
laju hujan = tinggi hujan persatuan waktu, misalnya : mm/menit, mm/jam,
mm/hari; 2. Lama waktu (duration)
t, adalah lamanya curah hujan (durasi) dalam menit atau jam; 3. Tinggi hujan d, adalah jumlah atau
banyaknya hujan yang dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar,
dalam mm; 4. Frekwensi, adalah
frekwensi kejadian, dinyatakan dengan waktu ulang (return period ) T,
misalnya sekali dalam T tahun; 5. Luas,
adalah luas geografis curah hujan.
Oleh karena itu
penting untuk mempelajari cara analisis data curah hujan titik pada suatu
contoh data yang diberikan di mata kuliah Hidrologi agar bermanfaat baik dalam
kaitannya dengan mata kuliah lain dan aplikasinya di dunia kerja khususnya
dalam bidang yang mengatasi masalah seputar faktor adanya air yakni hujan.
Tujuan
Tujuan yang dapat dicapai dalam
analisis curah hujan titik kali ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis karakeristik
curah hujan titik.
METODE
Analisis yang dilaksanakan adalah
menganalisa karakteristik curah hujan titik (durasi, intensitas, frekuensi, dan
distribusi). Data yang sudah ada yakni: data curah hujan tiap menit dengan
selang waktu yang ditentukan dan data curah hujan titik satu stasiun pengamatan
dari tanggal 1-31 selama 12 bulan. Perhitungan dapat menggunakan kalkulator
sebagai alat bantu.
Adapun langkah-langkah dalam menganalisa
adalah sebagai berikut:
a.
Durasi
dan Intensitas Hujan
1.
Menghitung
selang waktu pengamatan curah hujan
2.
Menghitung
lama hujan dengan menjumlahkan tiap selang waktu pengamatan
3.
Menghitung
jumlah hujan dengan rumus ∑CH2
= d1 + d2
4.
Menghitung
intensitas hujan tiap selang waktu pengamatan dengan rumus I = d/t
5.
Membuat
grafik presipitasi (x=lama hujan dan y=jumlah hujan)
6.
Membuat
grafik batang (x=waktu dan y=jeluk hujan)
7.
Membuat
hietograf (x=lama hujan dan y=intensitas hujan)
b.
Frekuensi
dan Distribusi Hujan
1.
Mengurutkan
data curah hujan harian selama setahun dari yang terbesar hingga yang terkecil
2.
Menghitung
periode ulangan hujan dengan rumus P = m/(n+1) dan T=1/P
3.
Menentukan
distribusi hujan dengan mencari hujan rata-rata tiap bulan dengan menjumlahkan
jeluk hujan yang terjadi
4.
Membuat
grafik batang dengan x=bulan dan y=curah hujan bulanan
HASIL
Tabel 1 Curah
Hujan Tiap Menit
Waktu
|
Jeluk Hujan (mm)
|
Selang Waktu
( menit)
|
Selang Waktu (jam)
|
Lama Hujan (menit)
|
Jumlah Hujan (mm)
|
Intensitas Hujan (mm/jam)
|
|
5.00
|
0
|
30
|
0.5
|
0
|
0
|
0
|
|
5.30
|
0
|
30
|
0
|
1.5
|
|||
30
|
0.5
|
||||||
6.00
|
0.75
|
60
|
0.75
|
6.5
|
|||
30
|
0.5
|
||||||
6.30
|
2.5
|
90
|
3.25
|
7
|
|||
30
|
0.5
|
||||||
7.00
|
1
|
120
|
4.25
|
6
|
|||
30
|
0.5
|
||||||
7.30
|
2
|
150
|
6.25
|
6
|
|||
30
|
0.5
|
||||||
8.00
|
1
|
180
|
7.25
|
3.2
|
|||
30
|
0.5
|
||||||
8.30
|
0.6
|
210
|
7.85
|
1.2
|
|||
30
|
0.5
|
||||||
9.00
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|||
30
|
0.5
|
||||||
9.30
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Tabel 2 Periode
Ulang Hujan Tahunan
T
|
Tanggal
|
CH
|
100
|
10 Mei
|
48
|
75
|
30 Mei
|
43
|
50
|
30 April
|
42
|
25
|
21 Mei
|
22
|
10
|
22 Januari
|
11
|
5
|
4 Januari
|
3
|
Tabel 3 Curah
Hujan Bulanan
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
|
Curah Hujan Rata-rata Bulan
|
172
|
138
|
109
|
271
|
207
|
50
|
12
|
0
|
0
|
9
|
58
|
198
|
PEMBAHASAN
Pengukuran curah hujan titik berbeda
dengan curah hujan wilayah. Perbedaannya adalah lokasi, jika pengukuran curah
hujan titik dilakukan di hanya satu lokasi tertentu sedangkan pengukuran curah
hujan wilayah dilakukan di wilayah yang lebih luas (regional). Praktikum kali
ini adalah menganalisa data curah hujan titik yang telah ada tanpa adanya
pengukuran secara langsung.
Data curah hujan tiap menit dari
satu stasiun memiliki selang waktu 30 menit atau 0.5 jam untuk setiap
pengukuran dari pukul 5.00 sampai 9.30 dengan masing-masing jeluk hujan yang
berbeda. Berdasarkan data dapat diketahui bahwa lama hujan yang terjadi adalah
210 menit dengan jumlah hujan 7.85 mm. Intensitas hujan yang dicari dapat
diketahui dengan mengolah data tersebut sehingga menghasilkan nilai yang tentu.
Data curah hujan tiap menit menunjukkan bahwa hujan terjadi mulai dari pukul
5.30 dengan intensitas hujan 1.5 mm/jam dan terus meningkat hingga intensitas
hujannya mencapai puncak yakni 7 mm/jam lalu turun sampai intensitas hujan 1.2
mm/jam pada pukul 9.00. Penjelasan di atas dapat digambarkan dalam tabel 1,
grafik 1, 2, dan 3.
Nilai curah hujan harian dapat
memperkirakan turunnya hujan dengan intensitas ketinggian yang sama. Data curah
hujan selama 12 bulan diurutkan terlebih dulu untuk mengetahui nilai curah
hujan terbesar yakni 68 mm dan nilai curah hujan terkecil yakni 0 mm. Jika
nilai tersebut sudah diurutkan dari yang terbesar ke terkecil maka nilai
peluang terlampaui (p) dan nilai periode ulang (T) dapat diketahui. Misalnya
curah hujan nomer urut 1 (68mm) nilai peluang terlampaui yang didapat yaitu
sebesar 0,0027 dan nilai periode ulangnya sebesar 370,37. Hal ini dapat
dipastikan curah hujan dengan ketinggian 68mm akan terulang lagi pada hari
ke-370 berikutnya. Pada nilai curah hujan dengan nomer urut 150 (0 mm) nilai
peluang terlampaui yang didapat yaitu sebesar 0,6831 dan nilai periode ulangnya
sebesar 1,46. Hal ini menunjukkan curah hujan dengan ketinggian 0mm akan
terulang lagi pada hari ke-2 berikutnya.Sehingga dapat dikatakan semakin besar
nilai curah hujan dan nilai peluang terlampauinya, maka semakin jarang curah
hujan tersebut ditemukan.
Data hujan rata-rata menunjukkan nilai
yang berfluktuasi atau mengalami peningkatan dan penurunan. Berdasarkan grafik
4 terlihat bahwa bulan yang mengalami curah hujan paling tinggi adalah bulan
April sebesar 271 mm/jam. Sedangkan terendah adalah bulan Agustus dan September
sebesar 0 mm/jam. Hal itu berarti curah hujan tinggi terjadi sekitar bulan
Desember-Mei dengan puncaknya bulan April sedangkan bulan Juni-November
mengalami musim kemarau dengan puncaknya bulan Agustus-September.
Penyajian data melalui grafik harus
disesuaikan dengan maksud penyampaian grafik tersebut. Grafik yang
membandingkan nilai curah hujan dan lama curah hujan menggunakan grafik garis
karena maksud dari grafik tersebut adalah untuk menunjukkan peningkatan dan
penurunan nilai curah hujan secara teratur dalam lama waktu tertentu yang dapat
diamati secara berkelanjutan atau tidak terputus di salah satu data. Grafik
garis akan menampakkan peningkatan yang jelas mulai dari awal hingga mencapai
titik maksimum selanjutnya turun hingga nilai tertentu. Sedangkan grafik batang
digunakan pada penyajian data curah hujan dan waktu, intensitas dan lama hujan,
serta hujan rata-rata tiap bulan. Grafik batang berbeda dengan grafik garis.
Grafik batang hanya menunjukkan tingkat tinggi atau rendahnya nilai curah hujan
yang ada, tidak untuk memperlihatkan keberlanjutan data. Jadi, penggunaan
grafik batang dan grafik garis harus disesuaikan dengan maksud penyajian
grafik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh
dapat disimpulkan analisa karakteristik hujan menunjukkan bahwa durasi hujan
pada data pertama ialah 210 meint, intensitas hujan yang tertinggi adala 7
mm/jam terjadi antara pukul 6.30-7.00, distribusi hujan dalam data merata, frekuensi
hujan cukup tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Handajani Novie. 2005. Jurnal Rekayasa Perencanaan Analisa
Distribusi Curah Hujan dengan Kala Ulang Tertentu. Staf Pengajar Teknik Sipil UPN “Veteran” Jawa Timur. Vol 1, No. 3,
Juni 2005.
Sudjarwadi.
1987. Teknik Sumber Daya Air.
Yogyakarta: PAU Ilmu Teknik UGMs.
0 comments:
Post a Comment