23 January 2015

ANALISIS CURAH HUJAN TITIK

Praktikum 1                                                                             11 September 2013
Asisten :
1.      Sisi
2.      Siti Komariyah




ANALISIS CURAH HUJAN TITIK
 















TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013 


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banjir adalah aliran/genangan air yang menimbulkan kerugian ekonomi atau bahkan menyebabkan kehilangan jiwa (Asdak, C. 1995). Aliran/genangan  air ini dapat terjadi karena adanya luapan-luapan pada daerah di kanan atau kiri sungai/saluran akibat alur sungai tidak memiliki kapasitas yang cukup bagi debit aliran yang lewat (Sudjarwadi 1987). Penyebab banjir tidak hanya karena faktor perusak ekosistem seperti kegiatan manusia tetapi juga faktor alam itu sendiri seperti curah hujan yang cukup tinggi.
Mahasiswa Teknik dan Manajemen Lingkungan dituntut untuk dapat mengerti dan memahami ilmu-ilmu yang berkaitan dengan cara mengelola lingkungan yang baik dan benar, seperti di dalam mata kuliah Hidrologi. Handajani (2005) meyebutkan bahwa data hujan yang diperlukan dalam analisa hidrologi ada 5 unsur yang harus ditinjau, yaitu : 1. Intensitas I, adalah laju hujan = tinggi hujan persatuan waktu, misalnya : mm/menit, mm/jam, mm/hari; 2. Lama waktu (duration) t, adalah lamanya curah hujan (durasi) dalam menit atau jam; 3. Tinggi hujan d, adalah jumlah atau banyaknya hujan yang dinyatakan dalam ketebalan air di atas permukaan datar, dalam mm; 4. Frekwensi, adalah frekwensi kejadian, dinyatakan dengan waktu ulang (return period ) T, misalnya sekali dalam T tahun; 5. Luas, adalah luas geografis curah hujan.
Oleh karena itu penting untuk mempelajari cara analisis data curah hujan titik pada suatu contoh data yang diberikan di mata kuliah Hidrologi agar bermanfaat baik dalam kaitannya dengan mata kuliah lain dan aplikasinya di dunia kerja khususnya dalam bidang yang mengatasi masalah seputar faktor adanya air yakni hujan.
Tujuan
Tujuan yang dapat dicapai dalam analisis curah hujan titik kali ini yaitu  untuk mengetahui dan menganalisis karakeristik curah hujan titik.


METODE
Analisis yang dilaksanakan adalah menganalisa karakteristik curah hujan titik (durasi, intensitas, frekuensi, dan distribusi). Data yang sudah ada yakni: data curah hujan tiap menit dengan selang waktu yang ditentukan dan data curah hujan titik satu stasiun pengamatan dari tanggal 1-31 selama 12 bulan. Perhitungan dapat menggunakan kalkulator sebagai alat bantu.
Adapun langkah-langkah dalam menganalisa adalah sebagai berikut:
a.       Durasi dan Intensitas Hujan
1.      Menghitung selang waktu pengamatan curah hujan
2.      Menghitung lama hujan dengan menjumlahkan tiap selang waktu pengamatan
3.      Menghitung jumlah hujan dengan rumus ∑CH2 = d1 + d2
4.      Menghitung intensitas hujan tiap selang waktu pengamatan dengan rumus I = d/t
5.      Membuat grafik presipitasi (x=lama hujan dan y=jumlah hujan)
6.      Membuat grafik batang (x=waktu dan y=jeluk hujan)
7.      Membuat hietograf (x=lama hujan dan y=intensitas hujan)

b.      Frekuensi dan Distribusi Hujan
1.      Mengurutkan data curah hujan harian selama setahun dari yang terbesar hingga yang terkecil
2.      Menghitung periode ulangan hujan dengan rumus P = m/(n+1) dan T=1/P
3.      Menentukan distribusi hujan dengan mencari hujan rata-rata tiap bulan dengan menjumlahkan jeluk hujan yang terjadi
4.      Membuat grafik batang dengan x=bulan dan y=curah hujan bulanan

HASIL
Tabel 1 Curah Hujan Tiap Menit
Waktu
Jeluk Hujan (mm)
Selang Waktu
( menit)
Selang Waktu (jam)
Lama Hujan (menit)
Jumlah Hujan (mm)
Intensitas Hujan (mm/jam)

5.00
0
30
0.5
0
0
0
5.30
0
30
0
1.5
30
0.5
6.00
0.75
60
0.75
6.5
30
0.5
6.30
2.5
90
3.25
7
30
0.5
7.00
1
120
4.25
6
30
0.5
7.30
2
150
6.25
6
30
0.5
8.00
1
180
7.25
3.2
30
0.5
8.30
0.6
210
7.85
1.2
30
0.5
9.00
0
0
0
0
30
0.5
9.30
0
0
0
0




Tabel 2 Periode Ulang Hujan Tahunan
T
Tanggal
CH
100
10 Mei
48
75
30 Mei
43
50
30 April
42
25
21 Mei
22
10
22 Januari
11
5
4 Januari
3

Tabel 3 Curah Hujan Bulanan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Curah Hujan Rata-rata Bulan
172
138
109
271
207
50
12
0
0
9
58
198

PEMBAHASAN    
Pengukuran curah hujan titik berbeda dengan curah hujan wilayah. Perbedaannya adalah lokasi, jika pengukuran curah hujan titik dilakukan di hanya satu lokasi tertentu sedangkan pengukuran curah hujan wilayah dilakukan di wilayah yang lebih luas (regional). Praktikum kali ini adalah menganalisa data curah hujan titik yang telah ada tanpa adanya pengukuran secara langsung.
Data curah hujan tiap menit dari satu stasiun memiliki selang waktu 30 menit atau 0.5 jam untuk setiap pengukuran dari pukul 5.00 sampai 9.30 dengan masing-masing jeluk hujan yang berbeda. Berdasarkan data dapat diketahui bahwa lama hujan yang terjadi adalah 210 menit dengan jumlah hujan 7.85 mm. Intensitas hujan yang dicari dapat diketahui dengan mengolah data tersebut sehingga menghasilkan nilai yang tentu. Data curah hujan tiap menit menunjukkan bahwa hujan terjadi mulai dari pukul 5.30 dengan intensitas hujan 1.5 mm/jam dan terus meningkat hingga intensitas hujannya mencapai puncak yakni 7 mm/jam lalu turun sampai intensitas hujan 1.2 mm/jam pada pukul 9.00. Penjelasan di atas dapat digambarkan dalam tabel 1, grafik 1, 2, dan 3.
Nilai curah hujan harian dapat memperkirakan turunnya hujan dengan intensitas ketinggian yang sama. Data curah hujan selama 12 bulan diurutkan terlebih dulu untuk mengetahui nilai curah hujan terbesar yakni 68 mm dan nilai curah hujan terkecil yakni 0 mm. Jika nilai tersebut sudah diurutkan dari yang terbesar ke terkecil maka nilai peluang terlampaui (p) dan nilai periode ulang (T) dapat diketahui. Misalnya curah hujan nomer urut 1 (68mm) nilai peluang terlampaui yang didapat yaitu sebesar 0,0027 dan nilai periode ulangnya sebesar 370,37. Hal ini dapat dipastikan curah hujan dengan ketinggian 68mm akan terulang lagi pada hari ke-370 berikutnya. Pada nilai curah hujan dengan nomer urut 150 (0 mm) nilai peluang terlampaui yang didapat yaitu sebesar 0,6831 dan nilai periode ulangnya sebesar 1,46. Hal ini menunjukkan curah hujan dengan ketinggian 0mm akan terulang lagi pada hari ke-2 berikutnya.Sehingga dapat dikatakan semakin besar nilai curah hujan dan nilai peluang terlampauinya, maka semakin jarang curah hujan tersebut ditemukan.
Data hujan rata-rata menunjukkan nilai yang berfluktuasi atau mengalami peningkatan dan penurunan. Berdasarkan grafik 4 terlihat bahwa bulan yang mengalami curah hujan paling tinggi adalah bulan April sebesar 271 mm/jam. Sedangkan terendah adalah bulan Agustus dan September sebesar 0 mm/jam. Hal itu berarti curah hujan tinggi terjadi sekitar bulan Desember-Mei dengan puncaknya bulan April sedangkan bulan Juni-November mengalami musim kemarau dengan puncaknya bulan Agustus-September.
Penyajian data melalui grafik harus disesuaikan dengan maksud penyampaian grafik tersebut. Grafik yang membandingkan nilai curah hujan dan lama curah hujan menggunakan grafik garis karena maksud dari grafik tersebut adalah untuk menunjukkan peningkatan dan penurunan nilai curah hujan secara teratur dalam lama waktu tertentu yang dapat diamati secara berkelanjutan atau tidak terputus di salah satu data. Grafik garis akan menampakkan peningkatan yang jelas mulai dari awal hingga mencapai titik maksimum selanjutnya turun hingga nilai tertentu. Sedangkan grafik batang digunakan pada penyajian data curah hujan dan waktu, intensitas dan lama hujan, serta hujan rata-rata tiap bulan. Grafik batang berbeda dengan grafik garis. Grafik batang hanya menunjukkan tingkat tinggi atau rendahnya nilai curah hujan yang ada, tidak untuk memperlihatkan keberlanjutan data. Jadi, penggunaan grafik batang dan grafik garis harus disesuaikan dengan maksud penyajian grafik.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan analisa karakteristik hujan menunjukkan bahwa durasi hujan pada data pertama ialah 210 meint, intensitas hujan yang tertinggi adala 7 mm/jam terjadi antara pukul 6.30-7.00, distribusi hujan dalam data merata, frekuensi hujan cukup tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Handajani Novie. 2005. Jurnal Rekayasa Perencanaan Analisa Distribusi Curah Hujan dengan Kala Ulang Tertentu. Staf Pengajar Teknik Sipil UPN “Veteran” Jawa Timur. Vol 1, No. 3, Juni 2005.

Sudjarwadi. 1987. Teknik Sumber Daya Air. Yogyakarta: PAU Ilmu Teknik UGMs.

0 comments:

Post a Comment