Dosen Fakultas Teknik Lingkungan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) menyebut sanitasi di di daerah itu masih rendah, kesadaran masyarakat pun rendah.
"Sanitasi di Kota Jayapura secara umum masih rendah. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap sanitasi lingkungan juga masih sangat rendah," kata seorang dosen Fakultas Lingkungan USTJ Tri Winarno di Jayapura, Kamis (21/8).
Tri Winarno menilai, sanitasi tingkatnya masih di bawah standar. "Kalau ditinjau dengan kondisi-kondisi wilayah terdapat dalam buku putih sanitasi itu zona-zona yang istilahnya ada zona merah, zona biru, dan hijau pun ada beberapa daerah yang rawan sanitasi," ujarnya.
Menurut Tri, beberapa wilayah yang sanitasinya masih rendah yakni Hamadi, Entrop, Injros dan Tobati. Wilayah Yoka juga termasuk daerah yang sanitasinya masih rendah.
"Gambaran dari masyarakat terkait juga belum jelas. Masyarakat dibeberapa daerah itu belum begitu mengerti tentang sanitasi itu sendiri," ujarnya.
Dia mengatakan, sebagian warga hanya mengetahui sanitasi itu hanya sekedar membangun jamban. Padahal, berbicara soal sanitasi berarti bukan hanya sekedar jamban namun sangat kompleks. Air limbah yang keluar dari rumah tangga juga merupakan bagian dari sanitasi.
Menurut dia, harusnya developer yang hendak membangun sebelumnya harus mempunyai Instalasi Pembuangan Air Limbah (Ipal) komunal.
"Developer itu harus menyiapkan sarana IPAL Komunal barulah surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) itu dikeluarkan," ujarnya.
Ia menambahkan, Pemerintah seharusnya tidak mengeluarkan IMB sebelum ada Ipal komunal.
"Pemerintah harus lebih selektif lagi dalam mengeluarkan ijin bangunan," ujarnya.
Sumber.
0 comments:
Post a Comment