Laporan Praktikum Nama :
Mikrobiologi NIM :
Kelas :
Kelompok :
05
Hari/Tanggal :
Jumat/21 Maret 2014
Waktu :
13.00-17.00
PJP :
Emil Wahdi
Asisten :
Ramadhani
:
Ivone
PEWARNAAN MIKROBA
(PEWARNAAN GRAM DAN SPORA)
TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
PENDAHULUAN
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme
yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat
bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme
seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak
(multiseluler). Mikroorganisme yang hidup di alam memiliki morfologi, struktur
dan sifat-sifat yang khas, begitu juga dengan bakteri. Bakteri yang hidup
hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut
disuspensikan. Salah satu untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah
untuk diidentifikasikan ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal
tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui
reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan. (Margaret F W 1989).
Orang
yang pertama melakukan Metode pengecatan yaitu Christian Gram pada tahun 1884.
Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri gram
positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat
bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan
oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bias dilakukan
pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma
sp (Waluyo, 2004)
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi),
kecuali mikroalgae harus dilakukan pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati
dengan jelas (Hadiutomo. 1990) Oleh karena itulah pewarnaan sel
bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian
mikrobiologi. Adapun macam-macam pewarnaan, antara lain dengan Pewarnaan
Sederhana yaitu merupakan pewarnaan dengan menggunakan satu jenis pewarna saja
dengan tujuan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya. Pewarnaan ini
dapat menggunakan pewarna basa pada umumnya, antara lain : kristal violet,
metylen blue, karbol fuchsin, dan safranin, Pewarnaan Gram yaitu merupakan
pewarnaan yang digunakan untuk mengelompokkan bakteri gram positif dan bakteri
gram negatif. Pewarna yang digunakan antara lain : kristal violet sebagai gram
A, iodine sebagai gram B, alkohol sebagai gram C, serta safranin sebagai gram
D, Pewarnaan Kapsul yaitu Pewarnaan mengunakan dua reagen, yaitu: kristal
violet sebagai dekolorisator (penghapus warna utama) serta kopper sulfat
sebagai pewarna tandingan teradsorbsi bahan kapsular yang mengalami
dekolorisasi. Hasil pewarnaannya ialah kapsul akan berwarna biru terang kontras
dengan warna ungu gelap dari sel, Pewarnaan Spora
yaitu pewarnaan dengan menggunakan malchit green dan safranin, yang dalam hasil pewarnaanya akan muncul warna hijau pada sporanya, serta warna merah pada sel vegetatifnya, yaitu pada Bacillus subtilis. (Hans)
yaitu pewarnaan dengan menggunakan malchit green dan safranin, yang dalam hasil pewarnaanya akan muncul warna hijau pada sporanya, serta warna merah pada sel vegetatifnya, yaitu pada Bacillus subtilis. (Hans)
Menurut Volk & Wheeler (1988), dalam
pengamatan spora bakteri diperlukan pewarnaan tertentu yang dapat menembus
dinding tebal spora. Contoh dari pewarnaan yang dimaksudkan oleh Volk &
Wheeler tersebut adalah dengan penggunaan larutan hijau malakit 5%, dan untuk
memperjelas pengamatan, sel vegetative juga diwarnai dengan larutan safranin
0,5% sehingga sel vegetative ini berwarna merah. Dengan demikian ada atau
tidaknya spora dapat teramati, bahkan posisi spora di dalam tubuh sel
vegetative juga dapat diidentifikasi.Namun ada juga zat warna khusus untuk
mewarnai spora dan di dalam proses pewarnaannya melibatkan treatment pemanasan,
yaitu; spora dipanaskan bersamaan dengan zat warna tersebu tsehingga memudahkan
zat warna tersebut untuk meresap ke dalam dinding pelindung spora bakteri.
TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk mengenal dan mempelajari prosedur pewarnaan gram dan pewarnan spora serta
pentingnya memahami setiap langkah dalam prosedur tersebut.
ALAT DAN BAHAN
Alat
yang digunkan yaitu jarum ose, gelas objek, botol semprot, mikroskop, bunsen,
pemanas listrik, bak pewarna,Bunsen dan kertas
serap. Bahan yang digunakan yaitu biakan bakteri 24jam (e.coli dan bacillus),
satu set pewarnaan gram ( kristal violet, kalium iodida, etanol 96%, safranin, dan
malacite green), dan aquades.
METODE
Pewarnaan
Gram
Bakteri Bacillus Sp,Ecoli dipersiapkan terlebih dahulu,Kaca
Preparad/Objek gelas disterilkan dengan bantuan Bunsen dan alchol,agar tidak
terjadi kontaminasi pada objek gelas,bakteri di usapkan pada permukan kaca
preparat dengan ose,lakukan dengan setipis mungkin dan jangan terlalu
tebal,sebab akan sukar di amati karna bakteri akan bertumpuk,objek gelas di
keringkan di daerah sekitar Bunsen agar bakteri kering dan menempel pada objek
gelas,zat warna 1 (ungu violet) di teteskan pada kaca preparat dan biarkan
selama kurang lebih 20 detik,kaca preparat dibilas dengan aquades sehingga ungu
violet yang ada pada kaca preparat larut dan telah terserap dan biarkan selama
2 detik, kaca preparat di teteskan dengan larutan iodine dan biarkan selama 30
detik sampai dengan 1 menit,bilas kembali kaca preparat yang telah di tetesi
dengan iodine dengan aquades dan biarkan selama 2 detik, kaca preparat di cuci
dengan alchol hingga larutan yang berwarna sudah tidak mengalir kembali, kaca
preparat dinilas kembali dengan larutan aquades dan tahap yang terakhir dalam
pewarnaan tersebut adalah kaca preparat di cuci dengan larutan pewarna yang ke
2 (Safranin),Amati kaca preparat di bawah lensa mikroskop dari mulai perbesaran
4x hingga 100x dan gunakan minyak inersi untuk mempermudah kita pada saat
pengamatan dengan perbesaran 100x.
Pewarnaan Spora
Seperti halnya pewarnaan Gram perwarnaan spora juga Pertama fiksasi
bakteri yang akan diamati, kemudian genangi olesan bakteri dengan malacite green yang diletakkan diatas
pemanas selama 2-3menit dan jaga agar pewarna tidak menguap dan mendidih,
setelah itu dinginkan dan bilas dengan aquades serata keringkan dengan
hati-hati, setelah itu tambahkan safranin dan tunggu selama 30detik, kemudian
bilas dengan aquades dan keringkan, terkhir amati di bawah mikroskop sampai
perbesaran 1000x menggunakan minyak emersi.
Gambar skematik Pewarnaan Gram dan Spora
Data dan Hasil Pengamatan
Tabel
hasil pewarnaan gram :
Bakteri
|
gram
|
morfologi
|
E.coli
|
-
|
|
Bacillus
|
+
|
Basil
|
Keterangan : + = bakteri berwarna ungu
- =
bakteri berwarna merah muda
Tabel
hasil pewarnaan spora :
Bakteri
|
gram
|
morfologi
|
Bacillus
|
+
|
Basil
|
Keterangan : + = membentuk spora dan berwarna hijau
Gambar
dari hasil Pengamatan
Nama Bakteri
|
Gambar
|
Ecoli
|
|
Bacillus
Sp
|
|
Spora
|
Pembahasan
Pewarnaan Bakteri dilakukan untuk mengidentifikasi bentuk bakteri dan termasuk dalam bakteri gram
positif atau negatif dan letak endosporanya. Pewarnaan
gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif, tergantung dari
reaksi dinding sel terhadap tinta safranin atau Kristal violet. Contoh dari
bakteri gram positif ialah Clostridium
perfringens, Staphylococcus
aureas, dan bacillus, sedangkan bakteri gram negative misalnya
adalah Eschericia Coli. (
James 2002).
Bakteri Gram
– Positif adalah
bakteri yang memiliki dinding sel cukup tebal (20 - 80 mm) dan terdiri atas 60 % sampai 100 % peptidoglikan yaitu polimer N – asetil glukosamin dan
asam N – asetil muramat +
beberapa asam amino yang menyusun dinding sel yang kaku pada organisme prokariota. (Kusumatdji,2008). Sedangkan Bakteri Gram – Negatif Adalah bakteri yang memiliki
dinding sel dengan peptidoglikan
lebih sedikit dari bakteri Gram – Positif, yaitu hanya sekitar
10 % sampai 20 % bobot kering dinding sel
nya, akan tetapi diluar lapisan
peptidoglikan terdapat struktur
membran ke dua yang tersusun dari protein fosfolipida (komposisi lipid specifik dari membran sel) dan lipopolisakarida (asam lemak yang
dirangkai dengan polisakarida), komponen – komponen ini sangat penting karena toksisitas nya pada hewan maupun manusia dan lebih dikenal dengan istilah endotoksin (molekul lipopolisakarida yang berukuran besar pembentuk komponen sel bakteri), endotoksin inilah yang dapat
menimbulkan demam tinggi dan
goncangan terhadap hewan atau manusia selama terjadinya infeksi sewaktu kemasukan bakteri gram - negatif (Kusumatdji
2008)
Kelebihannya dari
pengecatan gram ialah sebagai
pedoman awal untuk memutuskan terapi antibiotik, sebelum tersedia bukti
definitif bakteri penyebab infeksi (kultur dan kepekaan bakteri terhadap
antibiotik). Hal ini dikarenakan bakteri gram positif dan negatif mempunyai
kepekaan yang berbeda terhadap berbagai jenis antibiotika. Kadang-kadang
morfologi bakteri yang telah dicat gram mempunyai makna dignostik. Misalnya
pada pemeriksaan gram ditemukan gram negatif diplococci intraseluler dari
spesimen pus (nana), uretral, maka memberikan presumptive diagnosis untuk
penyakit infeksi gonoro. Sedangkan Kekurangannya adalah pengecatan gram memerlukan
mikroorganisme dalam jumlah banyak yakni lebih dari 104 ml per ml. Sampel yang
cair dengan jumlah kecil mikroorganisme misalnya cairan serebrospinal, memerlukan
prosedur sentrifuge dulu untuk mengkonsentrasikan mikroorganisme tersebut.
Pellet (endapan hasil sentrifuge) kemudian dilakukan pengecatan untuk diperiksa
secara mikroskopis.
Sedangkan Pewarnaan Spora
Merupakan pewarnan tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan biasa, diperlukan
teknik pewarnaan khusus. Pewarnaan Klein adalah pewarnaan spora yang paling
banyak digunakan.Spora bakteri sulit diwarnai dengan metode Gram. Untuk
pewarnaan spora, perlu dilakukan pemanasan supaya cat malachite hijau bisa masuk
ke dalam spora, seperti halnya pada pewarnaan Basil Tahan Asam dimana
cat karbol-fukhsin harus dipanaskan untuk bisa menembus
lapisan lilin asam Mycolic dari Mycobacterium
Data dan hasil pengamatan yang saya lakukan di atas menunjukkan bahwa bakteri e.coli termasuk
gram negatif dengan morfologi sel basil (batang) Sedangkan bakteri
bacllus termasuk gram positif dengan morfologi sel batang atau basil.
Spora bakteri adalah bentuk bakteri yang sedang dalam
usaha mengamankan diri terhadap pengaruh buruk dari luar. Segera setelah
keadaan luar baik bagi mereka, maka pecahlah bungkus spora dan tumbuhlah
bakteri. Spora juga disebut endospora yang masih terletak didalam sel bakteri.
Endospora jauh lebih tahan terhadap pengaruh luar yang buruk daripada bakteri
biasa yaitu bakteri dalam bentuk vegetatif, Sporulasi (proses pembentukan
spora) dapat dicegah apabila selalu diadakan pemindahan biakan ke medium yang
baru (Sudjadi 2006).
Pengecatan endospora dengan larutan hijau malasit,
bakteri penghasil endospora akan menunjukkan reaksi positif yaitu larutan hijau
malasit akan berikatan dengan spora sehingga saat pencucian akan tetap berwarna
hijau dan cat penutup atau safranin tidak bisa diikat oleh endospora. Sedangkan
pada bakteri yang tidak menghasilkan endospora maka larutan hijau malasit tidak
dapat diikat (Pearce 2009).
Komponen endospora mempunyai resistan terhadap agen
kimia yang kuat pada spore coat, yang terdiri dari cross-linked keratin.
Beberapa endospora mempunyai diameter lebih besar daripada sel, dimana sel
tersebut akan nampak menggembang pada letak endosporanya. Letak endospora yang
berbeda diantara spesies bakteri dapat digunakan untuk identifikasi. Tipe utama
diantara terminal, subterminal dan sentral. Tipe sentral atau tengah merupakan
lokasi dari sel vegetatif yang letaknya tepat di tengah. Tipe terminal memiliki
pengertian letak el vegetatif diantara ujung dan pinggir dari sel vegetatif.
Tipe subterminal berarti lokasi endosporanya diantara tengah dan pinggir dari
sel vegetatif. Endospora dapat berukuran lebih besar ataupun kecil dari sel
vegetatif yang terdiri dari lapisan protein yang terbuat dari keratin. Spora
ini memiliki resistensi yang tinggi terhadap pewarnaan, prosedur pewarnaan
dengan malakit hijau adalah dengan pemanasan. Endospora merupakan metode
pertahanan hidup yang bukan bertujuan untuk reproduksi. Contohnya Bacillus
memiliki endospora yang terletk di subterminal (pelezar 2008).
Kesimpulan
Teknik pembuatan pewarnaan Gram.
tersebut untuk mengetahui morfologi, struktur, dan karakteristik bakteri.
Pewarnaan Gram dapat mengidentifikasi penyakit infeksi. Prosedur pewarnaan Gram
dimulai dengan pemberian kristal violet, setelah itu ditambahkan larutan iodium
maka semua bakteri akan berwarna biru. Setelah itu ditambah alkohol. Bakteri
Gram positif membentuk kompleks Kristal iodine yang berwarna biru. Setelah di
tambahkan safranin, bakteri Gram positif akan berwarna ungu. Endospora
adalah organisme yang dibentuk dalam kondisi yang stres karena kurang nutrisi,
yang memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut di lingkungan sampai kondisi
menjadi baik. Letak endospora yang berbeda diantara spesies bakteri dapat
digunakan untuk identifikasi, tipe utama diantaranya ialah terminal,
subterminal dan sentral.
DAFTAR PUSTAKA
Schlegel,
Hans. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Margareth F W.
1998. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Hadioetomo,
R.S. 1993. Mikroboilogi Dasar dalam Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Waluyo, lud.
2004. Mikrobiologi Umum.Malang : UMM Press
Tesis
“EVALUASI KONTAMINASI BAKTERI PATHOGEN PADA IKAN SEGAR DIPERAIRAN TELUK SEMARANG “
Kusumatdji,UNDIP,2008.
Pelczsar, M dan Chan, ECS. 2008. Dasar – Dasar Mikrobiologi 2.
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Sutedjo, M.1991. Mikrobiologi
Tanah. Jakarta : Rhineka Cipta.
Pearce Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.
Yuliani Sri, penerjemah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari
: Anatomy and Physiology for Nurses (halaman : 200)
James Joyce. 2002. Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan.
Retno Indah, penerjemah. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari : Principles
of Science for Nurses (halaman : 115)
0 comments:
Post a Comment