Laporan
Praktikum
Mikrobiologi
dasar dan lingkungan
Nama
:
Nim
:
Kelompok
:
Hari/Tanggal
:30 Mei 2014
Waktu
:13:00-17:00 WIB
PJP
:Emil Wahdi
Asisten :Ramadhani
:Ivone
BIODEGRADASI, UJI PROBIOTIK
DAN PEMBUATAN SAWI ASIN
TEKNIK
DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM
DIPLOMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2014
Pendahuluan
Probiotik
berasal dari bahasa Yunani Probios yang berarti for life. Dalam paparan bebas
yang disampaikan oleh Dr. Ray Fuller 1989 adalah feed suplemen mikrobial hidup
yang mempunyai pengaruh menguntungkan pada hospes (inang) dengan menjaga
keseimbangan mikrobial intestinal (usus halus).
Probiotik dapat
berupa bakteri, jamur atau ragi. Tapi yang paling bersifat probiotik adalah
bakteri (Raja dan Arunachalam, 2011). Menurut Trisna (2012), tidak semua
bakteri baik dapat dijadikan sebagai probiotik, salah satu bakteri yang
berperan sebagai probiotik adalah bakteri asam laktat (BAL). Pada mulanya,
bakteri asam laktat terdiri dari 4 genus yaitu Lactobacillus, Leuconostoc, Pediococcus dan Streptococcus. Namun
demikian, beberapa genus baru masuk kedalam kelompok bakteri asam laktat
menurut revisi taksonomik terakhir. Genus Streptococcus mencakup Enterococcus,
Lactococcus, Streptococcus dan m Vagococcus (Surono, 2004).
Secara umum
bakteri probiotik hidup didalam saluran pencernaan dan bermutualisme dengan
tubuh inangnya, hidup pada pH 2-4, tidak mengakibatkan hal yang negatif pada
tubuh, tidak patogen, umumnya tidak membentuk spora, saccharolytic, umumnya
anaerob, tidak mengganggu ekosistem tubuh, hidup dan tumbuh didalam usus
(Fuller, 1989). Asam laktat merupakan senyawa metabolit utama pada fermentasi
oleh bakteri asam laktat yang akan menurunkan pH pada sekitar saluran usus
menjadi 4–5, sehingga menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk dan E.coli yang
membutuhkan pH optimum 6-7. Sejumlah asam volatil yang dihasilkan selama
fermentasi juga memberikan efek antimikroba dalam kondisi redoks potensial yang
rendah. Asam asetat dan asam propionate yang dihasilkan melalui fermentasi
heterofermentatif, akan
berinteraksi dengan sel
membran dan mengakibatkan
asidifikasi intraseluler dan denaturasi protein, sehingga sangat efektif sebagai
antimikroba (Surono, 2004).
Sawi (Brassicaceae)
adalah salah satu komoditas pangan hortikultura Indonesia yang mudah rusak.
Salah satu alternatif dalam mengatasi resiko kerusakan sawi adalah dengan
menggunakan fermentasi. Dalam hal ini, jenis sawi yang digunakan adalah sawi
pahit (sawi jabung, sawi daging, Brassica juncea, Chinese mustard).
Proses fermentasi dalam
pengolahan pangan adalah proses pengolahan pangan dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara
terkontrol untuk meningkatkan keawetan pangan dengan diproduksinya asam
atau alkohol, untuk menghasilkan produk dengan karakteristik rasa
dan aroma yang khas, atau untuk menghasilkan pangan dengan mutudan nilai
yang lebih baik.
Jamur adalah
organisme yang sel-selnya berinti sejati, berbentuk benang, bercabang-cabang,
tidak berklorofil, dinding selnya mengandung khitin atau selulosa atau
keduanya, heterotrof, absortif dan sebagian besar tubuhnya terdiri dari bagian
vegetatif berupa hifa dan generatif yaitu spora. Tubuh jamur tersusun dari
komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut
miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa
adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa
(Dwidjoseputro,1989). Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma
hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Jamur
terdiri dari bermacam-macam jenis, ada yang merugikan dan ada yang
menguntungkan bagi kehidupan manusia. Jamur yang merugikan antara lain karena
bersifat patogen yaitu dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan maupun
tumbuhan. Jenis-jenis jamur yang umum dibudidayakan ialah jamur yang
menguntungkan bagi manusia diantanya jamur merang (Volvariella volvaceae),jamur
tiram (Pleurotus ostreatus),jamur kuping (Auricularia polytricha),jamur payung
(Lentinus edodes),dan jamur kancing (Agaricus Sp).
Tujuan
Untuk menentukan ada tidaknya
pengaruh probiotik Lactobacillus casei
dan probiotik yang tidak diketahui terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp dan untuk mengetahui
cara-cara dan peran mikroorganisme dalam pembuatan sawi asin.
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali
ini ialah pinset steril, cawan petri steril, kertas cakram steril, bunsen,
spider, toples kaca, baskom, kompor, dan tali steril.
Bahan yang digunakan pada praktikum kali
ini ialah media PCA, bakteri E coli
,cairan probiotik , air beras, garam, dan alcohol.
Cara
Kerja
Pertama
yang dilakukan adalah cawan yang telah berisi media PCA disiapkan, lalu sebarkan
biakan bakteri E coli sebanyak 1 ml
ke dalam cawan dan disebar menggunakan spider. Kertas cakram yang telah steril diambil
menggunakan pinset yang telah dibakar terlebih dahulu. Kertas cakram kemudian dicelupkan
kedalam cairan probiotik yang terdapat di dalam ependrof. Kertas cakram yang
telah dicelupkan , kemudian disimpan pada kedua sisi cawan steril. Inkubasi selama
2 x 24 jam, zona bening yang ada diamati dan dihitung diameternya.
Pembuatan
sawi asin dilakukan dengan pertama-tama
Sawi di bersihkan terlebih dahulu dengan air mengalir,sawi di ikat
dengan tali raffia, air tajin dipersiapkan (air
cucian beras yang dipanaskan),tambahkan air tajin dengan garam,
persiapkan pelastik yang telah berisi sedikit air lalu di ikat, toples
disterilkan dengan cara di panaskan dengan air mendidih, masukan sawi dalam
toples yang telah disterilkan,masukan air tajin ke dalam toples hingga meutupi
seluruh bagian sawi, plastic yang telah berisi air di masukan guna memberikan
tekanan pada sawi sehingga sawi terendam sempurna, tutup toples dengan rapat
hingga tidak ada udara yang masuk, diamkan toples selama 1 minggu.
Pembuatan jamur
dilakukan dengan Uji mikroba tanah dilakukan dengan alkohol disemprotkan pada
meja praktikum dan tangan serta dinyalakan bunsen agar mencegah terjadinya
kontaminasi. Disiapkan serbuk gergaji sebagai media tanam jamur kemudian
dimasukan biakan jamur secukupnya kedalam serbuk gergaji kemudian ditutup
dengan menggunakan kapas , ditunggu sampai tumbuh sekitar 2 minggu .
Hasil dan Pengamatan
Tabel
1.Hasil pengamatan Perubahan Sawi Asin
Perubahan Sawi Asin
|
|
Hari Pertama sawi asin
|
Hari ke 7 (seminggu) sawi asin
|
|
Tabel 2. Gambar Zona bening probiotik
Gambar
Zona bening probiotik
|
|
Tabel
3.Hasil Pengamatan Biodegradasi Jamur
Hasil
|
|||||||
Setelah 1 Minggu
|
Setelah 2 Minggu
|
Pembahasan
Probiotik adalah suplemen dalam makanan yang mengandung bakteri yang sangat
menguntungkan. Beberapa probiotik terdapat secara alami, contohnya seperti Lactobacillus
dalam yakult. Tidak mudah
bagi suatu mikroorganisme untuk disebut sebagai probiotik. Probiotik yang efektif harus memenuhi
beberapa criteria memberikan efek yang
menguntungkan pada host, tidak patogenik dan tidak toksik, mengandung sejumlah
besar sel hidup, mampu bertahan dan melakukan kegiatan metabolisme dalam usus,
tetap hidup selama dalam penyimpanan dan waktu digunakan, mempunyai sifat
sensori yang baik. Serta adapun efek kesehatan yang menguntungkan dari
probiotik adalah memperbaiki keluhan
malabsorsi laktosa, meningkatkan ketahanan alami terhadap infeksi di usus,
supresi kanker, mengurangi kadar kholesterol darah, memperbaiki pencernaan,
stimulasi imunitas gastrointestinal.
. Dosis yang direkomendasikan agar
probiotik memiliki manfaat kesehatan tubuh adalah 107-1010 CFU setiap serving,
dan setiap hari bisa mengkonsumsi 1-4 serving. Sampai dengan saat ini telah banyak
beredar pangan probiotik secara komersial khususnya berbasis susu di Indonesia,
namun belum ada satupun probiotik lokal yang digunakan oleh industri. Susu merupakan sumber gizi, kaya akan
protein, vitamin, kalsium dan mineral lainnya, sedangkan probiotik dinilai mampu
menjaga keseimbangan mikroba saluran pencernaan dan meningkatkan sistem
kekebalan tubuh.
Berdasarkan praktikum kali ini yaitu uji probiotik
menujukkan bahwa pada kertas cakram ter dapat zona bening pada satu sisi yang
berdiameter 0,12 cm dan satu sisi lainnya terdapat zona bening namun
terkontaminasi. Hal ini menunjukan bahwa minuman probitik ini mampu membuat
bakteri E coli pada cawan mati dengan adanya zona bening pada sekitar kertas
cakram. Hasil yang tidak significant ini membuktikan kemampuan bakteri
probiotik menekan pertumbuhan bakteri patogen hampir sama dan stabil. Hasil
riset membuktikan bahwa bakteri probiotik bertahan hidup dalam saluran
pencernaan setelah dikonsumsi. Bakteri ini tahan terhadap lisozim, enzim di air
liur, pemecah dinding sel bakteri, asam, asam empedu, untuk sampai di usus
dalam keadaan hidup. Ia mampu melekat pada sel epithelial, dan menjaga
keharmonisan komposisi bakteri saluran pencernaan. Selanjutnya ia membantu
mengatasi intoleransi terhadap laktosa, mencegah diare, sembelit, kanker,
hipertensi, menurunkan kholesterol, menormalkan komposisi bakteri saluran
pencernaan setelah pengobatan antibiotik, serta meningkatkan sistem kekebalan
tubuh (Waspodo 2011).
Lactobacillus casei strain yang terdapat pada yakult mampu hidup dalam usus dan dapat
m emberikan manfaat seperti mencegah gangguan pencernaan, meningkatkan daya tahan
tubuh, meningkatkan jumlah bakteri berguna dalam usus, mengurangi racun dalam usus
dan membatasi jumlah bakteri yang merugikan dalam usus. Bakteri Lactobacillus casei adalah bakteri
yang dapat menaklukkan berbagai hambatan fisiologis seperti asam lambung dan cairan
empedudan bertahan hidup dalam usus manusia, bakteri ini membantu meningkatkan kesehatan
dengan cara mengaktifkan sel-sel kekebalan dan meningkatkan jumlah bakteri berguna
serta mengurangi jumlah bakteri yang merugikan.
Jamur merupakan
organisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik, berbentuk benang,
bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung khitin atau
selulosa atau keduanya, heterotrof, absortif dan sebagian besar tubuhnya
terdiri dari bagian vegetatif berupa hifa dan generatif yaitu spora. Tubuh
jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan
yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh
buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding
berbentuk pipa (Pelczar and Reid, 1958). Dinding ini menyelubungi membran
plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Jamur
tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak seperti
jenis kayu albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram
adalah 20 – 28°C, dengan kelembaban 80 – 90 %. Pertumbuhan jamur tiram
membutuhkan cahaya matahari tidak langsung, aliran udara yang baik, dan tempat
yang bersih.Siklus hidup jamur pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami
dua tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun
seksual. Seperti halnya reproduksi aseksual jamur, reproduksi aseksual
basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk
secara endogen pada kantung spora atau sporangiumnya,
spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium. Sedangkan
secara seksual, reproduksinya terjadi melalui
penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina
membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora seksual
pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak pada kantung basidium.
Mula-mula basidiospora bergerminasi membentuk suatu masa miselium monokaryotik,
yaitu miselium dengan inti haploid.
Miselium terus bertumbuh hingga hifa pada miselium tersebut berfusi dengan
hifa lain yang kompatibel sehingga terjadi plasmogami membentuk hifa dikaryotik. Setelah itu apabila
kondisi lingkungan memungkinkan (suhu antara 10-20 °C, kelembapan
85-90%, cahaya mencukupi, dan CO2 < 1000 ppm) maka tubuh buah akan terbentuk.
Terbentuknya tubuh buah diiringi terjadinya kariogami dan meiosis pada basidium. Nukleus haploid hasil meiosis
kemudian bermigrasi menuju tetrad basidiospora pada basidium. Basidium
ini terletak pada bilah atau sekat pada tudung jamur dewasa yang jumlahnya
banyak (lamela). Dari spora yang terlepas ini akan berkembang menjadi hifa
monokarion. Hifa ini akan memanjangkan filamennya dengan membentuk cabang hasil
pembentukan dari dua nukleus yang dibatasi oleh septum (satu septum satu nukleus). Kemudian hifa
monokarion akan mengumpul membentuk jaringan sambung menyambung berwarna putih
yang disebut miselium awal dan akhirnya tumbuh menjadi miselium dewasa
(kumpulan hifa dikarion). Dalam tingkatan ini, hifa-hifa mengalami tahapan plasmogami, kariogami, dan meiosis hingga membentuk bakal jamur. Nantinya, jamur
dewasa ini dapat langsung dipanen atau dipersiapkan kembali menjadi bibit
induk.
Sawi
adalah salah satu komoditas pangan pertanian yang banyak dikonsumsi oleh banyak
masyarakat indonesia. Salah satu alternatif dalam mengatasi resiko kerusakan
sawi adalah dengan menggunakan fermentasi.
Pembuatan
sawi asin difermentasikan secara alami dengan air pekat yang diambil dari air
untuk menanak nasi (air tajin). Penambahan
air tajin yang dikombinasikan dengan garam akan menghasilkan sawi asin dengan
mutu organoleptik lebih baik dibanding tanpa penambahan air tajin. Selain itu,
sawi asin akan memiliki penampakan warna hijau muda, berasa asin, beraroma khas
sawi asin, dan bertekstur renyah. Ciri-ciri sawi asin yang baik adalah mempunyai warna
yang kekuningan, rasa enak, tekstur lunak, dan bau yang sedap yaitu
antara asam dan alkohol (Sadek et al.2009),.
Perubahan
stuktur, rasa, dan warna pada sawi asin terjadi sepanjang waktu fermentasi.
Fermentasi terjadi dengan pertumbuhan beberapa bakteri
asam laktat.
Bakteri-bakteri asam laktat itu antara lain leuconostoc mesenteroides, lactobacillus
confusus, lactobacillus curvatus, pediococcus pentosaceus,
dan lactobacillus plantarum. Jamur candida sake
dan candida guilliermondii juga berkontribusi pada fermentasi itu. Asam
laktat, asam asetat,
asam sukinat, etanol,
dan gliserol merupakan hasil dari
fermentasi. Glukosa,
muncul akibat degradasi pati dan maltosa, dimetabolisir oleh
spesies yang tumbuh. Peningkatan jumlah asam laktat dan turunnya pH selama
fermentasi diduga memiliki hubungan dengan rasa asin dan jumlah atau komposisi
BAL (Chao et al. 2009). BAL dapat membatasi pertumbuhan mikroorganisme yang
tidak dikehendaki seperti mikroorganisme pembusuk atau patogen dengan cara
memproduksi peptida dan bakteriosin (Glazer & Nikaido 2007).
Berdasarkan praktikum dan data yang kami
dapat sawi asin hasil percobaan kelompok kami adalah Warna sawi setelah di
damkan selama seminggu hijau sedikit kecoklatan segar, tidak berlendir, berbau
asin dan saat dipetik terasa renyah s. Hal ini terjadi karena proses
fermentasi.kedapnya toples karna rapatnya
tutup toples yang digunakan menyebabkan proses fermentasi berjalan
optimum. Glukosa dan protein yang merupakan bahan
yang sering dipakai untuk mikroorganisme muncul sehingga jumlah asam
laktat naik dan pH selama fermentasi turun sehingga menjadi asam. Kemudian,
akibat lainnya BAL dapat membatasi
pertumbuhan mikroorganisme yang tidak diinginkan seperti mikroorganisme
pembusuk atau mikroorganisme patogen sehingga sayur menjadi tidak mudah layu
dan sawi menjadi rasa asin serta renyah.(Glazer & Nikaido 2007).
Simpulan
Probiotik
yang digunakan pada praktikum ini adalah larutan fermentasi susu asam yang
mengandung bakteri Lactobacillus
casei Shirota. larutan probitik ini mampu membuat bakteri E coli pada
cawan mati dengan adanya zona bening pada sekitar kertas cakram berdiameter
0,12 cm. Lalu pada pembuatan sawi asin, sawi asin kelompok kami berwarna
hijau sedikit kecoklatan, segar, tidak berlendir, berbau asin dan saat dipetik
terasa renyah . Hal ini terjadi karena proses fermentasi. Yang kedap udara.
Daftar
Pustaka
Hadioetomo,
R., 1990, Mikrobiologi Dasar-Dasar Dalam
Praktek. Jakarta: Gramedia.
Dwidjoseputro,D.1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Malang:Djmbatan.
Surono, I.S. 2004. Probiotik Susu
Fermentasi dan Kesehatan. Tri Cipta Karya.Jakarta.
Fuller,
R. 1989. A Review Probiotic in Man and Animals. Journal of Applied
Bacteriology. 66: 365-378.
Raja,
B.R. dan Kantha D.A. 2011. Market PotentialFor Probiotic Nutritional Supplements
in India. African Journal of Business management. 5 (14) pp. 5418-5423.
Glazer
AN, Nikaido H. 2007. MICROBIAL
BIOTECHNOLOGY Fundamentals of Applied Microbiology. Edisi ke-2. Cambridge:
Cambridge University Pr.
0 comments:
Post a Comment