Laporan Praktikum Mikrobilogi
Dasar dan Lingkungan Nama
Dasar dan Lingkungan Nama
Kelompok :
NIM
:
Hari/Tanggal : 8
Maret 2013
Waktu : 07.30-10.50 WIB
PJP : Emil
Wahdi S.Si
Asisten : 1. Ramadhani
2. Ebta B
3. Genny AZ
2. Ebta B
3. Genny AZ
KUANTISASI MIKROBE
PERHITUNGAN TIDAK LANGSUNG
TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
A. Pendahuluan
Pertumbuhan mikroorganisme (jasad renik)
dapat ditentukan secara kuantitatif dengan metode langsung(direct microscopis
count) maupun metode tidak langsung (indirct count). salah satu dari metode hitungan tidak
langsung adalah metode cawan, dimana dalam metode cawan terbagi dua yaitu cawan
gores dan cawana tuang. Dimana cawan gores mengunakan media yang telah beku,
dan cawan tuang menggunakan media yang masih hangat dan cair.
Metode (cawan) tidak langsung sendiri
memiliki kelebihan dan kekurang, salah satu kelebihannya adalah dapat menghitung
bekteri yang sangat kecil dan hasilnya lebih akurat. Namun memiliki kekurangan
dimana dalam percobaan ini waktu yang dibutuhkan lebih lama karen bakteri harus
dibiakkan terlebih dahulu, dan lebih merepotkan karena menggunakan banyak alat
dan bahan.
Untuk memenuhi persyaratan statistik,
cawan yang dipilih untuk perhitungan koloni adalah yang mengandung koloni
30-300 koloni, karena jumlah mikrorganisme dalam sampel tidak diketahui
sebelumnya. Jikka kurang dari 30 bisa disebut TSUD (terlalu sulit untuk dihitung)
dan jika lebih dari 300 termasuk TBUD (terlalu banyak untuk dihitung)
B. Tujuan
Mempelajari cara melakukan
pengenceran serial dan menetukan jumlah bakteri dalam suatu sampel dengan
metode hitungan cawan.
C. Cara Kerja
a. Alat dan Bahan
Dalam
praktikum kali ini dibutuhkan suspensi bakteri sebagai pelaku penting dalam
praktikum ini, karena suspensi bakterilah yang akan dihitung. Tidak lupa media
yang dipakai adalah PCA (plate count agar). Dan aquades atau larutan fisiologis
(0,85% NaCl) yang masing masing ditempatkan pada 5 tabung reaksi sebanyak 9ml.
Untuk Alatnya dibutuhkan 5 tabung
reaksi, 4 cawan petri, dua yang kosong dan 2 yang telah berisi media beku. Lalu
mikropipet untuk memipet dengan ketelitian tinggi, spreader yang digunakan dalam metode cawan gores serta alat
sterilisasi seperti alkohol, tisu, api, dan pembakar spirtus.
b. Metodologi
Sebelum
melakukan praktikum hal wajib yang perlu dilakukan adalah sterilisasi dengan
disemprotkannya alkohol ke tangan dan ke meja praktikum, serta melakukan
praktikum di sekitar api spirtus.
Setelah
steerilisasi selesai, suspensi bakteri dan 5 tabung reaksi yang berisi aquades
atau larutan fisiologis disiapkan. Suspensi yang telah dikocok secara perlahan
di pipet menggunakan mikropipet sebanyak 1 ml ke tabung satu. Lalu dari tabung
satu di pipet 1 ml lagi untuk dipindahkan ke tabung 2, dan seterusnya. Hingga 2
tabung teralkhir didapatkan perbandingan suspensi 9 x 10-6 dan 9 x
10-7. Kedua larutan ini dipakai untuk dua kali perlakuan.
Metode
cawan gores dengan menuangkan campuran suspensi yang telah dibuat sebesar 9 x
10-6 dan 9 x 10-7 dengan
memipet masing masing 1 ml kedalam masing masing 2 cawan petri yang telah
berisi PCA beku. Setelah itu sebar menggunakan spreader.
Metode
cawan tuang tuang hampir sama dengan cawan gores hanya saja suspensi yang
diteteskan bukan diatas PCA yang telah beku melainkan diatas cawan petri yang kosong lalu dituang
PCA hanga yang masih cair lalu diaduk dengan cara memutar cawa petri diatas
meja membentuk angka 8.
Cawan
petri yang telah melalui tahapan penggoresan dan penuangan didiamkan 24 jam
untuk diinkubasi dan dilihat hasilnya.
D. Hasil Pengamatan
No.
|
Metode
|
Perlakuan
|
Rata-rata Jumlah Bakteri (CFU/mL)
|
|
10-6
|
10-7
|
|||
1
|
Cawan Sebar
|
1 koloni
|
2 koloni
|
TSUD[1]
|
2
|
Cawan Tuang
|
35 koloni
|
6 koloni
|
Gambar 2 : Hasil metode cawan sebar
|
Gambar 1 : Hasil metode cawan
E. Pembahasan
Hasil dari metode cawan sebar tidak bisa dihitung, karena
hasil koloni yang muncul hanya sekitar 1 dan 2 saja, sedangkan syarat
statistiknya adalah 30-300 koloni. Jadi pada cawan sabar termasuk kedalam TSUD
(terlalu sedikit untuk dihitung. Banyak faktor yang mempengaruhi salah satunya spreader yang masih terlalu panas saat
melakukan proses aseptik, tanpa dianginkan anginkan langsung digoreskan kedalam
cawan yang memungkinkan koloni bakteri didalamnya dapat mati.
Untuk metode tuang sendiri ada salah satu cawan yang bisa
dihitung yaitu cawan yang mendapat perlakuan suspensi 9x10-6. Ada 35
koloni yang dapat tumbuh didalamnya, walaupun di dalam cawan satunya lagi
(perlakuan 9x10-7) hanya 6 koloni dan termasuk kategori TSUD. Dan
kurang lebih faktornya sama dengan percobaan cawan gores.
Sehingga dari hasil cawan tuang didapatkan hasil dengan rumus
perhitungan tiddak langsung, yaitu:
sel/ml
sel/ml
F. Kesimpulan
Dapat disimpulkan tidak ditemukannya
koloni yang memenuhi persyaratan statistik dalam metode cawan sebar. Dan
terdapat 35.000.000 atau
sel/ml. Dan hasil dapat ditentukan dengan
rumus pengenceran.
G. Daftar Pustaka
a. Sonatmo,
Tedja Imas. 2009. Eksperimen Mikrobiologi
dalam Laboratorium. Jakarta: Ardy Agency.
b. Hadioetomo
RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam
Praktek : Teknik dan Prosedur dasar Laboratorium. Jakarta. Gramedia Pusaka
Utama.
c. Pelczar,
Michael. J. 1986. Dasar-dasar
mikrobiologi. Jakarta: UI-press.
d. Schelegel,
HG. dan K, Schemidt. 1994. Basic of
Microbiology. 6th Edition.
Canada: Pearson Education.
0 comments:
Post a Comment