Laporan Praktikum Nama
:
Mikrobiologi Dasar dan Lingkungan Kelompok :
NIM :
Hari/Tanggal : 27 April 2013
Waktu
: 07.30 – 10.50 WIB
PJP : Emil Wahdi. S.si.
Asisten
: Ramdhani
Mega Destri
Genny A Z
UJI KUALITAS AIR
TEKNIK DAN
MANAJEMEN LINGKUNGAN
DIREKTORAT
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2013
Pendahuluan
Pemeriksaan air secara mikrobiologi
sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting
dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara
mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai
pengukuran derajat pencemaran. Kualitas air didasarkan pada pengujian ada
tidaknya coliform dalam air. Keberadaan bakteri coli merupakan parameter yang
dapat digunakan untuk menentukan kualitas air yang aman, dimana
kehadirannya dapat dijadikan indikator pencemaraan air. Ciri-ciri bakteri
coliform adalah bersifat gram negatif, bentuk morfologi batang pendek, dan
dapat memfermentasi medium laktosa cair dengan membentuk asam dan gas ( Pelczar
dan Chan, 1988).
Bakteri coliform dapat dibedakan atas dua kelompok
yaitu coliform fecal misalnya Escherichia coli dan coliform
nonfecal misalnya Enterobacter aerogenes. E. Coli merupakan
bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan E.
aerogenes ditemukan pada hewan atau tumbuhan yang telah mati.
Adanya E.coli pada air minum menandakan air tersebut telah
terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus
(Dwijoseputro, 2005).
Menurut
Fardiaz (1989), ada dua uji yang dilakukan pada bakteri koliform yaitu secara
kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari
3 tahap yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji penguat (confirmed
test,)dan uji pelengkap (completed test). Uji penduga juga merupakan
uji kuantitatif koliform dengan menggunakan metode MPN.
Menurut Widianti, dkk (2004), Standar Nasional
Indonesia (SNI) mensyaratkan tidak adanya coliform dalam 100 ml air minum. Akan
tetapi United States Enviromental Protection Agency (USEPA) lebih longgar
persyaratan uji coliform-nya mengingat coliform belum tentu menunjukkan adanya
kontaminasi feses manusia, apalagi adanya patogen. USEPA mensyaratkan presence/absence
test untuk coliform pada air minum, dimana dari 40 sampel air minum
yang diambil paling banyak 5% boleh mengandung coliform.
Media endo agar adalah media kultur selektif dan
diferensial untuk mendeteksi keberadaan bakteri koliform fekal dan
mikroorganisme lainnya. Selektivitas media endo agar tersusun atas sodium
sulfate atau kombinasi basic fuchsin, yang menghasilkan suspensi mikroorganisme
gram positif. Bakteri koliform memfermentasi laktosa, menghasilkan koloni berwarna
merah muda hingga warna merah seperti bunga mawar serta berbagai pewarnaan yang
mirip. Koloni organisme yang tidak memfermentasi laktosa tidak berwarna
sehingga tampak kontras dengan latar media yang berwarna merah muda (Dad,2000).
Tujuan
Mempelajari tipe mikroorganisme yang ada dalam air
dan menentukan kelayakan air agar dapat di konsumsi dengan menggunakan prosedur
satndard yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Alat dan Bahan
Alat yang dibutukan bunsen dan korek untuk proses
aseptik. Lalu botol kaca untuk sampling contoh air. Kemudian 10 tabung reaksi
kecil dan 5 tabung reaksi besar yang telah berisi media Lactos Broth dan tabung
durham, jarum ose, pipet mohr beserta ballpipet merah, dan mikropipet untuk uji
penduga. Untuk uji penguat dibutuhkan 2 cawan petri yang telah terisi medi EMBA
dan jarum ose. Yang terakhir adalah proses penguat membutuhkan alat alat
pewarnaan gram seperti kaca preparat dan cover
glass, bunsen, jarum ose, dan mikroskop.
Bahannya yang digunakan adalah alkohol 70% sebagai
pendukung aseptik, lalu media LB (Lactos Broth) untuk uji penduga. Media EMBA
untuk uji penguat. Yang terkhir untuk uji pelengkap adalah bahan bahan yang
digunakan untuk pewarnaan gram seperti crystal violet, iodine, alkohol 90%,
safranin dan aqudes.
Prosedur Kerja
Dalam menguji sifat mikrobiologis air dibagi dalam
tiga tahap yaitu tahap uji penduga, uji penguat, dan uji pelengkap. Sebelum
memulai praktikum dan pengujian tentunya sampel diambil terlebih dahulu dari 5
titik atau sumber. Yaitu air sungai, air got, air closet, air kolam dan air mineral.
Untuk memulai, uji penduuga dilakukan terlebih
dahulu. Pertama tama 15 tabung reaksi yang telah berisi tabung durham dan media
LB diberi label yang mana 5 tabung kecil
untuk SS (single strain) 0,1 ml. 5 tabung kecil lainnya diberi label SS
1 ml sedangkan 5 tabung besarnya diberi label DS (double strain) 10ml. Kemudian
air sample dimasuukan sesuai label. Untuk SS 0,1 ml, air sampel dipipet dengan
mikropipet sebanyak 0,1 ml. Untuk SS 1 ml, air sampel dimasukkan sebanyak 1 ml
kedalam tabung reaksi menggunakan pipet mohr, dan yang terakhir untuk tabung DS
10 ml air sampel dimasukkan sebanyak 10ml kedalam tabung reaksi besar dengan
pipet mohr 10 ml. Setelah itu hasilnya ditunggu kurang lebih 72 jam dengan cara
diamitinnya tabugn durham di dalam tabung reaksi yang terdapat gelembungnya
lalu di cocokkan dengan data MPN.
Yang ke dua adalah uji penguat. Dalam uji ini setiap
jenis tabung yang memiliki gelembung dihitung lalu gelembung yang paling banyak
dari SS 0,1ml, SS 1 ml, DS 10ml diambil untuk diisolasi mikrobanya. Jarum ose
dimasukkan ke dalam tabung SS 0,1 ml lalu jarum ose yang tercelup digoreskan ke
dalam cawan petri yang berisi EMBA secara kuadran. Langkah ini dilakukan pula
pada tabung SS 1 ml dan DS 10 ml ke cawan petri yang masing masing berbeda.
Yang terakhir uji penguat, koloni bakteri berwarna
hijau metalik di media EMBA di ambil yang paling banyak dari 3 cawan petri.
Dengan cara pewarnaan gram, yaitu diambilnya koloni berwarna hijau metalik yang
terdapat pada cawan petri lalu difiksasi diatas kaca preparat dengan menetesi
kaca preparat dengan air, lalu bakteri hijau metalik di masukkan kedalam air
dengan jarum ose, lalu di keringkan dengan cara mengangin-anginkan preparat di
dekat bunsen hingga kering. Setelah difiksasi, pewarnaan gram dilakukan dengan
ditetesinya crtystal violet diatas bakteri yang telah mnegering selama 1 menit,
lalu dibilas dengan aquades dengan cara dialiri. Lalu ditetesi iodine selama 1
menit sebagai pemucat setelah itu dibilas lag dengan cara yang samai. Kemudian
di tetesi alkohol 90% selama 45 detik dan dibilas lagi. Kemudian ditetesi
safranin selama 1 menit dan akhirnya dibilas lagi. Yang terakhir hasilnya
diamati dengan mikroskop perbesaran 100 x 10. Bentuk, warna, dan jenis koloninya
diamati untuk diidentifikasi apakah bakteri itu benar benar E.coli atau bukan.
Data Hasil Pengamatan
Tabel
1. Uji Penduga
Contoh Air
|
Gelembung
|
Terbaca
|
MPN
|
||||||||||||||
Tabung
LB Double Stregth-10 ml
|
Tabung
LB Single Sterngth-1 ml
|
Tabung
LB Single Sterngth-1 ml
|
|||||||||||||||
Air
Kolom di Lodaya
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
ѵ
|
5-5-5
|
≥2400
|
|
Ai
Mineral
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
x
|
5-2-0
|
49
|
Air
Selokan Pintu 4
|
x
|
V
|
V
|
X
|
V
|
V
|
V
|
V
|
V
|
X
|
V
|
X
|
V
|
V
|
V
|
3-4-4
|
(tidak
ada dalam tabel)
|
Air
Kloset WC Pria CB
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
V
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
ѵ
|
5-5-5
|
≥2400
|
Air
Sungai
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
Ѵ
|
5-5-5
|
≥2400
|
Tabel 2. Uji Penguat
Contoh
Air
|
Coliform
|
Layak
Minum
|
Tidak
Layak Minum
|
Air
Kolom di Lodaya
|
≥2400
|
Ѵ
|
|
Air
Mineral
|
49
|
Ѵ
|
|
Air
Selokan Pintu 4
|
(tidak
ada dalam tabel)
|
(tidak
ada dalam tabel)
|
(tidak
ada dalam tabel)
|
Air
Kloset Pria CB
|
≥
2400
|
Ѵ
|
|
Air
Sungai
|
≥
2400
|
Ѵ
|
Tabel
3. Uji Pelengkap
Contoh
Air
|
Kaldu
LB (+) Atau (-)
|
Pewarnaan
Garam
|
Potabillitas
|
|
Sifat
Gram dan Morfologi
|
Layak
diminum
|
Tiak
layak diminum
|
||
Air
Kolom di Lodaya
|
+++
|
(-)
dan batang
|
Ѵ
|
|
Air Mineral
|
+
|
DS
10 ml –(-) dan batang
SS
1 ml (+ ) dan bulat
|
Ѵ
|
|
Air
Selokan pintu
|
+++
|
(-)
dan batang pendek
|
(tidak
ada dalam tabel)
|
(tidak
ada dalam tabel)
|
Air
Kloset Pria CB
|
+++
|
(-)
dan batang
|
Ѵ
|
|
Air
Sungai
|
+++
|
(-)
dan batang
|
Ѵ
|
berasal dari cawan petri yang mengandung ss 0,1 ml karena memiliki koloni berwarna hijau metalik.
Pembahasan
Uji pendugaan dengan menggunakan metode
MPN dilakukan dengan cara menginokulasikan sampel air ke dalam tabung yang
berisi medium laktosa cair dan tabung durham. Volume dari sampel air yang
digunakan masing-masing 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml dilakukan pada 5 tabung,
sehingga seluruh tabung berjumlah 15 buah. Semua tabung diikubasi pada
suhu 37 0 C selama kurang lebih 72 jam. Hasil positif
dapat diketahui dengan terbentuknya gas atau gelembung yang terdapat pada
tabung durham. Fungsi dari tabung durham adalah untuk mengetahui terbentuknya
gas gelembung atau untuk menangkap gas yang ditimbulkan akibat adanya
fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Sebagian besar memiliki gelembung di
kelimabelas tabung reaksi. Terkecuali pada yang berisi contoh air mineral dan
air selokan. Air mineral yang dikhususkan untuk minum memang seharusnya
memiliki sedikit gelembung karena itu berarti sedikit kandungan mikroba didalamnya.
Untuk air selokan, pada lokasi sampling terlihat air sangat buruk dari bau dan
warnanya. Namun dia malah tidak terdaoat gelembung pada tabung DS 10 ml.
Padahal semakin banyak volume sampel seharusnya semakin banyak gelembungnya.
Ini terjadi karena saat pencelupan jarum ose kedalam sampel jarum ose masih
dalam keadaan sangat panas. Selain itu MPN menunjukkan semua diatas 2400,
kecuali air mineral yang hanya mengandung 49. Begitu pula air selokan,
seharusnya memiliki 2400 koliform.
Setelah itu uji penguat dilakukan. Uji
penguat ini diambil dari gelembung terbanyak dalam uji penduga. Dalam air
sampling yang kami teliti air sampling kami berasal dari air sungai dimana
seharusnya memiliki bakteri E.coli.
namun setelah melakukan cawan gores dan diinkubasi selama 24 jam terlihat
koloni dengan warna hijau metalik pada cawan yang berisi 0,1 ml sampel. Seperti
pada teori seharusnya semakin banyak volume semakin banyak pula bakterinya lagi
lagi kali ini hijau metalik hanya terlihat pada cawan yang hanya berisi 0,1 ml
saja. Hal ini pula yang terjadi pada air selokan. Jarum ose terlalu panas saat
menggores bakteri diatas cawannya. Hal ini memang menjadi kendala dan penyebab
utama kegagalan dalam praktikum. Hasil positif ini ditandai dengan terbentuknya
koloni yang berwarna hijau metalik ataupun adanya ungu di tengah koloni. Hijau
metalik ini disebabkan karena adanya bakteri coliform yang tumbuh sehingga
terjadi fermentasi laktosa yang dapat membentuk asetaldehid dan juga bereaksi
dengan sulfit dari medium sehingga basic fuchsin dan medium agar akan dilepas
dan akhirnya akan terbentuk warna mengkilap seperti logam.
Yang terakhir adalah uji pelengkap.
Dalam uji dapat dipastikan apakah bakteri yang tumbuh itu benar benar E.coli atau bukan. Karena jika ada E.coli maka pasti ada bakteri bakteri
patogen lainnya didalam contoh air tersebut. Dan ternyata semua hasi uji
pelengkap adalah bakteri gram negatif yang mana E.coli adalah jenis gram
negatif. Namun terlihat perbedaan bentuk bentuk morfologinya. Ada yang bulat
dana ada juga yang berbentuk kotak atau bacillus. hampir seluruhnya menunjukkan
hasil positif adanya bakteri koliform dalam air. (INFOPOM 2008)
Kesimpulan
Dapat disimpulkan untuk air sungai, air kloset, air
kolam dan sekali tidak layak minum, namun untuk air mineral kadar coliform
masih dapat ditoleransi. Untuk air selokan seharusnya tidak dapat dikonsumsi,
namun karena terjadi kesalahan hasil tidak dapat dpastikan.
Daftar Pustaka
Dad.
2000. Bacterial Chemistry and Physiology. John Wiley & Sons,
Inc. New York.
Dwidjoseputro,
D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi Cetakan ke-13. Percetakan
Imagraph. Jakarta.
Fardiaz, S. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Mikrobiologi
Pangan. PAU Pangan
Gizi. IPB. Bogor.
Pelczar,
M.J. Dan Chan, E.C.S. 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta :UI
Press
Widiyanti, N. L. P. M dan Ristiati, N. P. 2004. Analisis
Kualitatif Bakteri Koliform
pada
Depo Air Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali.
www.ekologi.litbang.depkes.go.id [14 April 2011]
0 comments:
Post a Comment