16 August 2014

UJI KUALITAS AIR


Laporan Praktikum                                                     Nama                   :
Mikrobiologi Dasar dan Lingkungan                          Kelompok           :
NIM                     :
Hari/Tanggal       : 27 April 2013
Waktu                 : 07.30 – 10.50 WIB
PJP                      : Emil Wahdi. S.si.
Asisten                : Ramdhani
     Mega Destri
     Genny A Z


UJI KUALITAS AIR














TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
Pendahuluan
            Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran. Kualitas air didasarkan pada pengujian ada tidaknya coliform dalam air. Keberadaan bakteri coli merupakan parameter yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas air  yang aman, dimana kehadirannya dapat dijadikan indikator pencemaraan air. Ciri-ciri bakteri coliform adalah bersifat gram negatif, bentuk morfologi batang pendek, dan dapat memfermentasi medium laktosa cair dengan membentuk asam dan gas ( Pelczar dan Chan, 1988).
Bakteri coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal misalnya Escherichia coli dan coliform nonfecal misalnya Enterobacter aerogenesE. Coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia, sedangkan E. aerogenes ditemukan pada hewan atau tumbuhan yang telah mati. Adanya E.coli pada air minum menandakan air tersebut telah terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus (Dwijoseputro, 2005).
Menurut Fardiaz (1989), ada dua uji yang dilakukan pada bakteri koliform yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif koliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji penguat (confirmed test,)dan uji pelengkap (completed test). Uji penduga juga merupakan uji kuantitatif koliform dengan menggunakan metode MPN.
Menurut Widianti, dkk (2004), Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan tidak adanya coliform dalam 100 ml air minum. Akan tetapi United States Enviromental Protection Agency (USEPA) lebih longgar persyaratan uji coliform-nya mengingat coliform belum tentu menunjukkan adanya kontaminasi feses manusia, apalagi adanya patogen. USEPA mensyaratkan presence/absence test untuk coliform pada air minum, dimana dari 40 sampel air minum yang diambil paling banyak 5% boleh mengandung coliform.
Media endo agar adalah media kultur selektif dan diferensial untuk mendeteksi keberadaan bakteri koliform fekal dan mikroorganisme lainnya. Selektivitas media endo agar tersusun atas sodium sulfate atau kombinasi basic fuchsin, yang menghasilkan suspensi mikroorganisme gram positif. Bakteri koliform memfermentasi laktosa, menghasilkan koloni berwarna merah muda hingga warna merah seperti bunga mawar serta berbagai pewarnaan yang mirip. Koloni organisme yang tidak memfermentasi laktosa tidak berwarna sehingga tampak kontras dengan latar media yang berwarna merah muda (Dad,2000).

Tujuan
Mempelajari tipe mikroorganisme yang ada dalam air dan menentukan kelayakan air agar dapat di konsumsi dengan menggunakan prosedur satndard yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Alat dan Bahan
Alat yang dibutukan bunsen dan korek untuk proses aseptik. Lalu botol kaca untuk sampling contoh air. Kemudian 10 tabung reaksi kecil dan 5 tabung reaksi besar yang telah berisi media Lactos Broth dan tabung durham, jarum ose, pipet mohr beserta ballpipet merah, dan mikropipet untuk uji penduga. Untuk uji penguat dibutuhkan 2 cawan petri yang telah terisi medi EMBA dan jarum ose. Yang terakhir adalah proses penguat membutuhkan alat alat pewarnaan gram seperti kaca preparat dan cover glass, bunsen, jarum ose, dan mikroskop.
Bahannya yang digunakan adalah alkohol 70% sebagai pendukung aseptik, lalu media LB (Lactos Broth) untuk uji penduga. Media EMBA untuk uji penguat. Yang terkhir untuk uji pelengkap adalah bahan bahan yang digunakan untuk pewarnaan gram seperti crystal violet, iodine, alkohol 90%, safranin dan aqudes.

Prosedur Kerja
Dalam menguji sifat mikrobiologis air dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap uji penduga, uji penguat, dan uji pelengkap. Sebelum memulai praktikum dan pengujian tentunya sampel diambil terlebih dahulu dari 5 titik atau sumber. Yaitu air sungai, air got, air closet, air kolam dan air mineral.
Untuk memulai, uji penduuga dilakukan terlebih dahulu. Pertama tama 15 tabung reaksi yang telah berisi tabung durham dan media LB diberi label yang mana 5 tabung kecil  untuk SS (single strain) 0,1 ml. 5 tabung kecil lainnya diberi label SS 1 ml sedangkan 5 tabung besarnya diberi label DS (double strain) 10ml. Kemudian air sample dimasuukan sesuai label. Untuk SS 0,1 ml, air sampel dipipet dengan mikropipet sebanyak 0,1 ml. Untuk SS 1 ml, air sampel dimasukkan sebanyak 1 ml kedalam tabung reaksi menggunakan pipet mohr, dan yang terakhir untuk tabung DS 10 ml air sampel dimasukkan sebanyak 10ml kedalam tabung reaksi besar dengan pipet mohr 10 ml. Setelah itu hasilnya ditunggu kurang lebih 72 jam dengan cara diamitinnya tabugn durham di dalam tabung reaksi yang terdapat gelembungnya lalu di cocokkan dengan data MPN.
Yang ke dua adalah uji penguat. Dalam uji ini setiap jenis tabung yang memiliki gelembung dihitung lalu gelembung yang paling banyak dari SS 0,1ml, SS 1 ml, DS 10ml diambil untuk diisolasi mikrobanya. Jarum ose dimasukkan ke dalam tabung SS 0,1 ml lalu jarum ose yang tercelup digoreskan ke dalam cawan petri yang berisi EMBA secara kuadran. Langkah ini dilakukan pula pada tabung SS 1 ml dan DS 10 ml ke cawan petri yang masing masing berbeda.
Yang terakhir uji penguat, koloni bakteri berwarna hijau metalik di media EMBA di ambil yang paling banyak dari 3 cawan petri. Dengan cara pewarnaan gram, yaitu diambilnya koloni berwarna hijau metalik yang terdapat pada cawan petri lalu difiksasi diatas kaca preparat dengan menetesi kaca preparat dengan air, lalu bakteri hijau metalik di masukkan kedalam air dengan jarum ose, lalu di keringkan dengan cara mengangin-anginkan preparat di dekat bunsen hingga kering. Setelah difiksasi, pewarnaan gram dilakukan dengan ditetesinya crtystal violet diatas bakteri yang telah mnegering selama 1 menit, lalu dibilas dengan aquades dengan cara dialiri. Lalu ditetesi iodine selama 1 menit sebagai pemucat setelah itu dibilas lag dengan cara yang samai. Kemudian di tetesi alkohol 90% selama 45 detik dan dibilas lagi. Kemudian ditetesi safranin selama 1 menit dan akhirnya dibilas lagi. Yang terakhir hasilnya diamati dengan mikroskop perbesaran 100 x 10. Bentuk, warna, dan jenis koloninya diamati untuk diidentifikasi apakah bakteri itu benar benar E.coli atau bukan.










Data Hasil Pengamatan
Tabel 1.  Uji Penduga
Contoh Air
Gelembung
Terbaca
MPN
Tabung LB Double Stregth-10 ml
Tabung LB Single Sterngth-1 ml
Tabung LB Single Sterngth-1 ml

Air Kolom di Lodaya
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5


ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
ѵ
5-5-5
≥2400
Ai Mineral
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
x
x
x
x
x
x
x
x
5-2-0
49
Air Selokan Pintu 4
x
V
V
X
V
V
V
V
V
X
V
X
V
V
V
3-4-4
(tidak ada dalam tabel)
Air Kloset WC Pria CB
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
V
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
ѵ
5-5-5
≥2400
Air Sungai
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
Ѵ
5-5-5
≥2400



Tabel  2. Uji Penguat
Contoh Air
Coliform
Layak Minum
Tidak Layak Minum
Air Kolom di Lodaya
≥2400

Ѵ
Air Mineral
49
Ѵ

Air Selokan Pintu 4
(tidak ada dalam tabel)
(tidak ada dalam tabel)
(tidak ada dalam tabel)
Air Kloset Pria CB
≥ 2400

Ѵ
Air Sungai
≥ 2400

Ѵ




Tabel 3. Uji Pelengkap
Contoh Air
Kaldu LB (+) Atau (-)
Pewarnaan Garam
Potabillitas
Sifat Gram dan Morfologi
Layak diminum
Tiak layak diminum
Air Kolom di Lodaya
+++
(-) dan batang

Ѵ
 Air Mineral
+
DS 10 ml –(-) dan batang
SS 1 ml (+ ) dan bulat
Ѵ

Air Selokan pintu
+++
(-) dan batang pendek
(tidak ada dalam tabel)
(tidak ada dalam tabel)
Air Kloset Pria CB
+++
(-) dan batang

Ѵ
Air Sungai
+++
(-) dan batang

Ѵ

 
berasal dari cawan petri yang mengandung ss 0,1 ml karena memiliki koloni berwarna hijau metalik.




Pembahasan 
Uji pendugaan dengan menggunakan metode MPN dilakukan dengan cara menginokulasikan sampel air ke dalam tabung yang berisi medium laktosa cair dan tabung durham. Volume dari sampel air yang digunakan masing-masing 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml dilakukan pada 5 tabung, sehingga seluruh tabung berjumlah 15 buah. Semua tabung diikubasi pada  suhu 37 0 C selama kurang lebih 72 jam. Hasil positif dapat diketahui dengan terbentuknya gas atau gelembung yang terdapat pada tabung durham. Fungsi dari tabung durham adalah untuk mengetahui terbentuknya gas gelembung atau untuk menangkap gas yang ditimbulkan akibat adanya fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Sebagian besar memiliki gelembung di kelimabelas tabung reaksi. Terkecuali pada yang berisi contoh air mineral dan air selokan. Air mineral yang dikhususkan untuk minum memang seharusnya memiliki sedikit gelembung karena itu berarti sedikit kandungan mikroba didalamnya. Untuk air selokan, pada lokasi sampling terlihat air sangat buruk dari bau dan warnanya. Namun dia malah tidak terdaoat gelembung pada tabung DS 10 ml. Padahal semakin banyak volume sampel seharusnya semakin banyak gelembungnya. Ini terjadi karena saat pencelupan jarum ose kedalam sampel jarum ose masih dalam keadaan sangat panas. Selain itu MPN menunjukkan semua diatas 2400, kecuali air mineral yang hanya mengandung 49. Begitu pula air selokan, seharusnya memiliki 2400 koliform.
Setelah itu uji penguat dilakukan. Uji penguat ini diambil dari gelembung terbanyak dalam uji penduga. Dalam air sampling yang kami teliti air sampling kami berasal dari air sungai dimana seharusnya memiliki bakteri E.coli. namun setelah melakukan cawan gores dan diinkubasi selama 24 jam terlihat koloni dengan warna hijau metalik pada cawan yang berisi 0,1 ml sampel. Seperti pada teori seharusnya semakin banyak volume semakin banyak pula bakterinya lagi lagi kali ini hijau metalik hanya terlihat pada cawan yang hanya berisi 0,1 ml saja. Hal ini pula yang terjadi pada air selokan. Jarum ose terlalu panas saat menggores bakteri diatas cawannya. Hal ini memang menjadi kendala dan penyebab utama kegagalan dalam praktikum. Hasil positif ini ditandai dengan terbentuknya koloni yang berwarna hijau metalik ataupun adanya ungu di tengah koloni. Hijau metalik ini disebabkan karena adanya bakteri coliform yang tumbuh sehingga terjadi fermentasi laktosa yang dapat membentuk asetaldehid dan juga bereaksi dengan sulfit dari medium sehingga basic fuchsin dan medium agar akan dilepas dan akhirnya akan terbentuk warna mengkilap seperti logam.
Yang terakhir adalah uji pelengkap. Dalam uji dapat dipastikan apakah bakteri yang tumbuh itu benar benar E.coli atau bukan. Karena jika ada E.coli maka pasti ada bakteri bakteri patogen lainnya didalam contoh air tersebut. Dan ternyata semua hasi uji pelengkap adalah bakteri gram negatif yang mana  E.coli adalah jenis gram negatif. Namun terlihat perbedaan bentuk bentuk morfologinya. Ada yang bulat dana ada juga yang berbentuk kotak atau bacillus. hampir seluruhnya menunjukkan hasil positif adanya bakteri koliform dalam air. (INFOPOM 2008)


Kesimpulan
Dapat disimpulkan untuk air sungai, air kloset, air kolam dan sekali tidak layak minum, namun untuk air mineral kadar coliform masih dapat ditoleransi. Untuk air selokan seharusnya tidak dapat dikonsumsi, namun karena terjadi kesalahan hasil tidak dapat dpastikan.

Daftar Pustaka
Dad. 2000. Bacterial Chemistry and Physiology. John Wiley & Sons, Inc. New York.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi Cetakan ke-13. Percetakan  
         Imagraph. Jakarta.

Fardiaz, S. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Mikrobiologi Pangan. PAU Pangan
         Gizi.  IPB. Bogor.

Pelczar, M.J. Dan Chan, E.C.S. 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta :UI Press

Widiyanti, N. L. P. M dan Ristiati, N. P. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform 
         pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali.    
         www.ekologi.litbang.depkes.go.id [14 April 2011]



0 comments:

Post a Comment