Laporan
Praktikum
Mikrobiologi
dasar dan lingkungan
Nama
:
Nim
:
Kelompok
:7
Hari/Tanggal
: 22 februari 2014
Waktu
: 08.00-12.00 WIB
PJP
:
Asisten :
:
PENGENALAN
ALAT BAHAN
DAN
TEKNIS STERILISASI
TEKNIK
DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM
DIPLOMA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2014
Alat
No
|
Nama
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Biological
Safety Cabinet / Laminar Air Flow
|
|
Berguna
untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan
penyaring aliran udara sehingga menjadi steril.
|
2.
|
Oven
|
Berfungsi
untuk sterilisasi kering. Cara memanaskan dengan suhu 180oC selama
1 jam.
|
|
3.
|
Autoklaf (Autoclave)
|
Digunakan
untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan
tinggi (1210C/15 mnt)
|
|
4.
|
Inkubator (Incubator)
|
Alat
untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol.
|
|
5.
|
Tip
Kuning
|
Berfungsi
untuk komponen penyimpanan cairan
|
|
6.
|
Tip
Biru
|
Merupakan
untuk komponen penyimpanan cairan
|
|
7.
|
Alcohol
70%
|
Berfungsi
mensterilkan alat/suatu tempat sebelum bekerja
|
|
8.
|
Pengaduk/Penyebar Bakteri
|
Bermanfaat
untuk menyebarkan cairan di permukaan mediaagar supaya bakteri yang
tersuspensidalam cairan tersebut tersebar merata.
|
|
Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)
|
Berfungsi
untuk menciptakan kondisi yang steril.
|
||
Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask
|
Berfungsi
untuk menampung larutan, bahan atau cairan. Digunakan untuk meracik dan
menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi
mikroba dalam kultur cair, dll.
|
||
Vortex mixer
|
Digunakan
untuk menghomogenkan cairan dalam tabung reaksi
|
||
Mikropipet (Micropippete)dan Tip
|
Alat
untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari
1000 μl. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.
|
||
Petridish (cawan petri)
|
Digunakan untuk menumbuhkan
mikroba (bakteri). Cawan petri terdiri dari dua bagian, yaitu alas dan
tutup.
|
||
Ose / Jarum Inokulum (inoculating loop)
|
Berfungsi untuk
memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Inoculating
needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan .
|
||
Pipet
|
Berfungsi untuk mengambil
cairan/larutan kimia dengan takaran sesuai ke inginan kita
|
||
Bulp Orange
|
Berfungsi untuk memberikan
tekanan pada saat pipet akan digunakan untuk mengambil cairan/larutan kimia
|
||
Mikroskop
|
Berfungsi
untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu besar.
|
||
Beaker glass (gelas piala)
|
Fungsinya adalah memanaskan media
dalam bentuk cairan. Ukuran gelas piala bervariasi mulai 5 ml sampai 1000 ml.
|
Jenis-jenis
sterilisasi
1. Sterilisasi dengan cara fisik
a. Pemanasan
Air dan uap adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif singkat, alat yang akan disterilkan akan mencapai suhu yang diinginkan. Udara adalah penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk mecapai suhu yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
1. Panas kering
Air dan uap adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif singkat, alat yang akan disterilkan akan mencapai suhu yang diinginkan. Udara adalah penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk mecapai suhu yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
1. Panas kering
Cara ini untuk membunuh mikroba hanya
memakai udara panas kering yang tinggi. Sterilisasi panas kering dibedakan atas
:
a. Panas membara
Dengan jalan menaruh benda yang akan di
sterilkan dalam nyala api bunsen sampai merah membara. Alat yang disterilkan
yaitu sengkelit, jarum, ujung pinset dan ujung gunting.
b. Melidah – apikan
Dengan melewatkan benda dalam api
bunsen, namun tidak sampai menyala terbakar. Alat yang disterilkan yaitu
scalpel, kaca benda, mulut tabung dan mulut botol.
c. Udara kering
Oven merupakan ciri umum yang dimaksud.
Alat ini terbuat dari kotak logam, udara yang terddapat di dalamnya mendapat
udara panas melalui panas dari nyala listrik. Alat yang disterilkan yaitu
tabung reaksi, cawan petri, pipet, scalpel dari logam, gunting dan botol.
Pemanasan satu jam dengann temperatur 160 oC dianggap cukup.
2. Panas Basah
Yang dimaksud panas basah adalah
pemanasan menggunakan air atau uap air. Uap air adalah media penyalur panas
yang terbaik dan terkuat daya penetrasinya. Panas basah mematikan mikroba. Oleh
karena koagulasi dan denaturasi enzim dan protein protoplasma mikroba. Untuk
mematikan spora diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121 oC.
Sterilisasi panas basah dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu:
a. Panas basah <100 oC
(Pasteurisasi)
Pasteurisasi yaitu pemanasan pada suhu
60 oC selama 30 menit. Pasteurisasi tidak dapat membunuh spora atau
dipanaskan pada suhu 71,6 – 80 oC selama 15 – 30 detik kemudian cepat –
cepat didinginkan.
b. Panas basah pada suhu
100 oC
Di sini menggunakan air mendidih (suhu
100 oC) selama 10 menit. Untuk mematikan bentuk spora dilakukan pemansan 3
hari berturut – turut selama 15 – 45 menit sehingga spora yang tidak mati pada
pemanasan pertama akan beruah menjadi bentuk vegetatif pada hari kedua steleh
inkubasi pada shu 37 oC begituu pula spora yang tidak mati pada hari
kedua, akan berubah menjadi bentuk vegetatif pada hari ketiga.
c. Panas basah
>100 oC
Sterilisasi dengan cara ini hasilnya
mutlak steril, sehingga biasa dipergunakan di rumah sakit dan laboratorium
besar. Cara ini menggunakan tangki yang diisi dengan uap air yang disebut
autoclave. Alat yang disterilkan adalah alat dari kaca, kain kasa, media pembenihan,
cairan injeksi, dan bahan makanan.
b. Filtrasi / Penyaringan
Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan
larutan melalui suatu alat penyaringan yang memiliki pori – pori cukup kecil.
Untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan yang umum
digunakan tidak dapat menyaring virus. Penyaringan dilakukan dengan untuk
mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu tinggi
seperti : serum, larutan yang mengandung enzim, toksin kuman, ekstrak
sel, antibiotik dan asam amino.
c. Radiasi / Penyinaran
Mikroorganisme dapat dibunuh dengan
penyinaran yang memakai sinar ultrraviolet yang panjang gelombangnya antara 220
– 290 nm. Radiasi paling efektif adalah 253,7 nm. Sinar matahari langsung
mengandung sinar ultraviolet 290 nm, sehingga sinar matahari adalah sinar yang
bersifat bakterida yang baik.
2. Sterilisasi Dengan Cara
Kimia
Zat kimia yang dapat digunakan untuk
sterilisasi dapat berwujud :
a. Gas : Ozon, formaldehyde,
ethylene oxide gas
b. Larutan : deterjen, yodium,
alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan merkuroklorid
Sterilisasi
dengan cara kimia antara lain dengan disenfektan. Daya kerja antimikroba
disenfektan ditentukan oleh konsenntrasi, waktu dan suhu. Beberapa contoh
desinfektan yang digunakan antara lain : Desinfektan lingkungan misalnya :
1. Untuk permukaan meja : lisol
5%, formalin 4% dan alcohol.
2. Untuk di udara : natrium
hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain
3. Desinfektan kulit atau luka :
dicuci denngan air sabun, providon yodium dan etil alkohol 70%.
(Lay, 1982)
3.
Sterilisasi Secara Mekanik
Filter Bakteri
Cara
kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena sterilisasi ini
menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak menghancurkan
mikroorganisme tersebut. Penghilangan mikroorganisme secara fisik melalui
penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan mikroorganisme
untuk dapat melaluinya. Cara sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang
dapat disaring atau bahan yang tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat
disterilkan dengan cara sterilisasi lain. Teknologi tinggi membran filtrasi
meningkatkan penggunaan sterilisasi filtrasi, khusunya jika digunakan
berpasangan dengan sistem proses aseptik.
Keefektifan
sterilisasi filtrasi dapat merupakan fungsi magnitude dari beban
mikroorganisme, selama tersumbat pada penyaring dapt terjadi pada konsentrasi
yang tinggi dari mikroorganisme. Tekanan, laju aliran, dan karakteristik dari
peenyaring adalah parameter yang harus dikontrol untuk mencapai sterilisasi
pada produk yang dapat diprediksi dan reproduksibel. Ukuran nominal pori
penyaring 0,2 μm atau kurang dan penyaring dibuat dari berbagai jenis bahan
seperti selulosa asetat, selulosa nitrat, florokarbonat, polimer akrilik,
polikarbonat, poliester, polivinil klorida, vinil, nilon, politef, dan berbagai
tipe bahan lain termasuk memban logam.
Larutan
dapat dibebaskan dari organisme vegetatif dan spora bakteri dengan melalui
filter bakteri, filter bakteri tidak membebaskan larutan dari virus.
Bagaimanapun alat ini tidak mengurangi jumlah dan adanya virus, secara prinsip
oleh adsorbsi pada dinding filter dan penghilangan partikel besar dari bahan
yang mengandung virus.
Sterilisasi
dengan filter bakteri digunakan untuk larutan farmasetik atau bahan biologi
yang tidak diefektifkan oleh panas. Berbeda dengan metode filtrasi lain, filter
bakteri ditujukan untuk filtrasi bebas bakteri. Metode sterilisasi ini
membutuhkan penggunaan teknik aseptik yang benar. Sediaan obat yang disterilkan
dengan metode ini dibutuhkan yang mengandung bahan, bakteristatik, kecuali
dinyatakan lain. Larutan yang ditujukan untuk injeksi intratekal atau merupakan
larutan dosis tunggal intravena dengan volume lebih dari 15 ml, tidak boleh
ditambahkan bahan bakterisida. Paraffin cair dan minyak lain, tidak disterilkan
dengan metode ini karena dapat meningkatkan permeabilitas dari filter bakteri.
Untuk membuat larutan bebas dari bakteri dan steril, filter dengan berbagai tipe
digunakan. Tipe ini termasuk filter yang terbuat dari silikon murni
(diatomaccus atau klesegurh), porcelin, asbes dan gelas fritled. Karena
alat-alat ini mudah dibersihkan filter seitz yang menggunakan lapisan asbes dan
filter-glass mungkin lebih berguna untuk farmasis.
Filter seitz
Bagian
dari filter ini dibuat dari bahan asbestos yang dijepit pada dasar wadah besi.
Keuntungan utama dari filter seitz adalah lapisan filter dapat dibuang setelah
digunakan dan untuk masalah ini pembersihannya berkurang. Efisiensi dari filter
ini tergantung pada pengembangan serat dan lapisan filter oleh air. Karena
larutan alkohol pekat tidak mengembang, filter ini tidak digunakan untuk
mensterilkan larutan yang mengandung alcohol dengan jumlah besar. Filter ini mampu
dengan kapasitas volume dari 30 ml hingga lebih 100 ml. Kerugian pertama dari
filter ini cenderung memberikan komponen magnesium pada filtrat. Bahan alkalin
ini dapat menyebabkan pengendapan dari alkaloid bebas dari garamnya dan dapat
menginaktifkan bahwa yang sensitiv seperti insulin, ekstrak pituitary,
epinefrin, dan apomorphin.
Filter Swinny
Sebuah
adaptasi dari filter seitz, filter swinny mempunyai adaptor khusus yaitu
terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan layer dan pencuci. Keutamaan untuk
digunakan filter swinny di bungkus dengan kertas dan autoklaf. Bagian yang
dipotong dihubungkan pada spoit werlock dan cairan dimasukkan ke potongan asbes
dengan menggunakan tekanan pada sal spoit.
Filter Fritted-Glass
Filter
Sintered Fritted-Glass dapat dihancurkan oleh kandungan dalam serbuk, tombol
bulat dari gelas digabungkan bersama dengan penggunaan panas untuk menempatkan
ukuran dari bentuk potongan. Permeabilitas dari filter berbanding lurus dengan
berkembangnya ukuran. Setelah potongan dibentuk, potongan disegel dengan
pemanasan didalam gelas pirex seperti corong Buchner.
Filter Berkefeld dan Mandler
Mandler
terbuat dari tanah silika murni, asbestos dan kalsium sulfat. Berkefeld disusun
juga dari tanah silika murni. Masing-masing filter bermuatan negatif. Tersedia
dalam beberapa prioritas berdasarkan permeabilitasnya ke dalam air dalam
Bekerfeld atau Mandler.
Filter Selas
Filter
ini secara kimia, menjadi resistensi terhadap semua larutan yang tidak
menyerang silika. Karena masing-masing partikel meliputi filter semata-mata
bersama selama proses manufaktur, ada bahaya kecil partikel-partikel dari
filter jauh dalam larutan.
Filter Candles-Pasteur-Chamberland
Ada
pemanasan dengan Bekerfeld tetapi dibuat dari pori porselen tak berkaca dengan
pori kecil yang menghasilkan filtrasi lambat.
Media
Nama
|
Selektif/Umum
|
Padat/Cair
|
Fungsi
|
eosin
methylene blue agar
|
Selektif
|
Padat
|
Media
berkembang/tumbuh bakteri Ecoli
|
SS
Agar
|
Selektif
|
Padat
|
Media
tumbuh bakteri salmonella dan shigella
|
Potato Dextrose
Agar
|
Selektif
|
Padat
|
Untuk media tumbuh
jamur
|
Sodium Chloride
|
Umum
|
Cair
|
Penambah nutrient
untuk media
|
Nutrient Agar
|
Umum
|
Padat
|
Untuk menumbuhkan
bakteri yang tidak bisa tumbuh Pada
media selain yang diinginkan
|
Plate-Count-Agar
|
Umum
|
Padat
|
Untuk media umum,
semua jenis bakteri bisa tumbuh
|
Lactose Broth
|
Umum
|
Cair
|
Untuk menumbuhkan
bakteri gram negative
|
Mikrobiologi ,pada tanggal 20 Februari 2014, jam 20:47 WIB
Laboratorium Mikro Diploma IPB.
0 comments:
Post a Comment