10 July 2014

Laporan UJI AKTIVITAS BAHAN ANTI MIKROBA

Laporan Praktikum                                         Nama               : ---------------
Mikrobiologi                                                   NIM                :---------------
Kelas               : LNK BP2
Kelompok       : 05
Hari/Tanggal   : Jumat/21 Maret 2014
Waktu             : 13.00-17.00
PJP                 : Emil Wahdi
Asisten           : Ramadhani
                       : Ivone



UJI AKTIVITAS BAHAN ANTI MIKROBA










TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014




PENDAHULUAN
Mikroba didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme
mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros=kecil, bios=hidup dan
logos=ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisma muncul kurang lebih 4
juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks di lautan, atau mungkin dari
gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup
pertama di bumi, mikroorganisma diduga merupakan nenek moyang dari semua
makhluk hidup.(Nunuk Priyanti)
Mikroba juga dapat dikatakan jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hamper di semua tempat di permukaan bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang sangat dingin hingga lingkungan yang relative panas, dari ligkungan yang asam hingga basa. Berdasarkan peranannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu mikroba menguntungkan dan mikroba merugikan (Afriyanto 2005).
Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok sebagai berikut diantaranya merusak dinding sel, mengganggu permeabiitas sel, merusak molekul protein dan asam nukleat, menghambat aktivitas enzim, menghambat sintesa asam nukleat. Aktivitas antimikroba yang dapat diamati secara langsung adalah perkembangbiakannya. Oleh karena itu antimikroba dibagi menjadi dua macam yaitu antibiotic dan disinfektan
Antibiotik pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929, yang secara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang sangat efektif yaitu penisilin. Penisilin ini pertama kali dipakai dalam ilmu kedokteran tahun 1939 oleh Chain dan Florey. (Dwidjoseputro, 2003).  Antibiotik adalah zat – zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat – zat ini yang dibuat secara semi sintetis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula semua senyawa sintetis dengan khasiat antibakteri  Aktivitas mikroba dapat dikendalikan dengan mengatur faktor-faktor lingkungan yang meliputi faktor biotik (makhluk hidup dan mencakup adanya asosiasi atau kehidupan bersama antara mikroorganisme dapat dalam bentuk simbiose, sinergisme, antibiose, dan sintropisme) dan abiotik (temperatur, kelembaban, pH, radiasi, penghancuran secara mekanik)

TUJUAN
Tujuan dari praktikum yaitu untuk mengamati dan mengetahui pengaruh berbagai bahan antimikroba terhadap viabilitas bakteri.


                                                                                    
ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan yaitu kertas saring steril yang berbentuk bulat dengan diameter 1 cm, pinset, bunsen, pipet steril, dan batang penyebar, Erlenmeyer. Bahan yang digunakan yaitu media PCA, biakan bakteri E. Coli sp dan Bacillus sp, larutan fisiologis 0,85%, larutan antiseptik, larutan streptomycin, ekstrak kunyit, dan larutan sambiloto.

Prosedur Kerja

Langkah pertama yang di kerjakaan yaitu memberi label nama pada tiap tutup cawan media PCA dengan nama mikrob uji yang di inkulasikan,bunsen di persiapkan sebelum melakukan percobaan, kemudian ambil 0,1 ml suspensi bakteri dan teteskan pada media PCA,pekerjaan dilakukan di wilyah dekat Bunsen guna percobaan tetap steril, setelah itu sebar secara merata menggunakan batang penyebar yang steril,penyebaran dilakukan sehati-hati mungkin,jangan di tekan supaya agar tidak robek, kemudian bakar pinset diatas bunsen dan ambil kertas saring dengan pinset satu persatu, setelah itu celupkan kertas saring pada larutan fisiologis dan letakkan di atas permukaan media yang telah disebari biakan bakteri, penggunaan pinset bertujuan untuk menghindari adanya lemak apabila tangan menyentuh kertas cakram secara langsung, sehingga akan mempengaruhi perkembangan diameter, kemudian ambil lagi satu kertas saring dan celupkan pada larutan streptomycin dan letakkan di atas permukaan media yang lain, lakukan hal yang sama untuk larutan kunyit, larutan antiseptik, dan larutan sambiloto, terakhir inkubasi pada suhu kamar selama 24jam maka akan muncul zona bening (zona antimikroba) yang berbentuk menyerupai lingkaran yang memiliki diameter, lalu diameter tersebut  diukur dan di amati dengan seksama.


Gambar skematik langkah kerja uji aktivitas antimikroba

Data dan Hasil Pengamatan
Dari praktikum yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :

No
Bakteri
Jenis Larutan
Diameter (cm)
1
E.Coli
Streptomycin
2
Betadine
1,2
Kunyit
0,7
sirih
-
2
Bacillus sp
penicilin
1,3
handsoup
1,5
Kunyit
0,9
sirih
0,8


Gambar dari hasil Pengamatan kelompok 5

Nama Bakteri
Gambar
Ecoli

Bacillus Sp  

Gambar dari hasil Pengamatan kelompok 6


Nama Bakteri
Gambar
Ecoli
Bacillus Sp

Pembahasan

Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptik, sterilizer, sanitizer dan sebagainya. Pada praktikum ini, kemampuan suatu antimikroba dalam menghambat pertumbuhan bakteri akan dibandingkan dengan kemampuan antimikroba lain melalui modifikasi uji antimikroba metode Kirby-Bouer.
Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok sebagai berikut: 1. Merusak dinding sel 2. Mengganggu permeabilitas sel 3. Merusak molekul protein dan asam nukleat 4. Menghambat aktivitas enzim 5. Menghambat sintesa asam nukleat Aktivitas anti mikroba yang dapat diamati secara langsung adalah perkembangbiakannya. Oleh karena itu mikroba disebut mati jika tidak dapat berkembang biak. Pada dasarnya antimikroba dibagi menjadi 2 macam, yaitu antibiotik dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk hidup sedangkan disinfektan bekerja dalam menghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup, seperti meja, alat gelas, dan lain sebagainya. Pembagian kedua kelompok antimikroba ini tidak hanya didasarkan pada aplikasi penerapannya melainkan juga terhadap konsentrasi antimikroba yang digunakan.
Perlakuan aseptik ialah perlakuan yang bertujuan  terbebas dari mikroorganisme. Aseptik diimbangi dengan sterilisasi yang merupakan upaya untuk menghilangkan kontamina mikroorganisme yang menempel pada alat atau bahan yang akan dipergunakan untuk analisa selanjutnya (Jati 2007).
Praktikum ini dilakukan pada bahan uji fisiologis 0,85%, Streptomicyn, Antiseptik, Ekstrak kunyit, dan sambiloto. Praktikum ini dilakukan dengan menyebarkan mikroba pada kultur jaringan (media PCA). Penempelan bahan uji dilakukan dengan mencelupkan kertas saring yang telah di potong kecil-kecil  pada bahan uji. Namun karena adanya bahan uji akan terbentuk permukaan yang bening dengan tidak adanya mikroba yang tumbuh. Uji ini akan menunjukkan bahan yang diujikan mampu menghambat pertumbuhan mikroba dari diameter yang terbentuk. Larutan fisiologis digunakan sebagai pembanding dalam uji ini.
Bakteri e.coli dengan bahan uji streptomycin membentuk diameter bening 2 cm, betadine 1,2 cm, ekstrak kunyit 0,7 cm, dan sambiloto tidak ada endapan bening. Bahan uji yang menunjukkan aktivitas bahan antimikroba terbesar ialah streptomycin. Artinya streptomycin memberikan aktivasi terbesar untuk menghambat pertumbuhan bakteri e.coli, berbeda dengan ekstrak sambiloto yang tidak mampu sebagai bahan antimikroba untuk bakteri e.coli yang mana hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya larutan bening yang menunjukkan bakteri tetap tumbuh.
Bakteri bacillus sp diuji pertumbuhannya pada bahan uji penicilin menghasilkan diameter bening 1,3 cm, handsoup 1,5cm, ekstrak kunyit 0,9 cm, dan sambiloto 0,8cm. Antibiotik streptomycin menghasilkan diameter bening terbesar. Bahan uji ini menunjukkan aktivasi bahan antimikroba terbesar yang artinya dapat menghambat pertumbunhan pada bakteri bacillus sp. Semua bahan uji ini dapat digunakan sebagai bahan anti mikroba.
Perlakuan steril berfungsi untuk mencegah mikroorganisme yang tak diinginkan agar mendapatkan pengukuran yang akurat. Zona bening adalah area perkembangan aktivitas bahan antimikroba terhadap bakteri yang ada di sekitarnya. Apabila larutan fisiologis yang diujikan, maka bakteri tersebut akan tumbuh subur didalam larfis dan tidak ada diameter yang terbentuk karena larfis hanya sebagai pembanding bukan bahan antibiotik.
Warna merah yang mengelilingi antimikroba adalah kontaminan yang disebabkan oleh adanya pengaruh bakteri lain dari udara yang tumbuh, karena larutan antibiotik belum kering dan menetes. Tetesannya mengalir sehingga area bening bukan berbentuk lingkaran dan dapat juga disebkan oleh perlakuan yang kurang aseptik. Kontaminan dapat dideteksi dengan adanya warna selain warna bening misalnya warna merah.
Data dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa streptomycin, antiseptik, sambiloto, dan ekstrak kunyit merupakan bahan antimikroba yang cocok untuk menghambat pertumbuhan bakteri e.coli dan Bacillus. Semua bahan antimikroba menunjukkan aktivitasnya dalam menghambat pertumbuhan bakteri  karena semuanya hampir menunjukkan adanya zona bening walaupun masih terdapat kontamina yang berwarna merah. Zona bening tersebut terjadi karena antimikroba akan mengakibatkan pembentukan cincin-cincin hambatan di dalam area pertumbuhan bakteri yang padat sehingga tak ada bakteri yang tumbuh di dalam cincin tersebut. Keampuhan suatu ntimikroba dapat dilihat dari seberapa besar zona bening yang terbentuk akibat berdifusinya zat antibiotika tersebut, Antimikroba yang berbeda memiiki laju difusi yang berbeda pula, karena itu keampuhan antimikroba satu sama lain tidak sama (Wilson 1982).



Kesimpulan
          Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah Senyawa antimikroba adalah senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba. Antimikroba dapat dikelompokkan menjadi antiseptikdan desinfektan dan bahwa streptomycin, betadine, sambiloto,penicillin, dan ekstrak kunyit merupakan bahan antimikroba yang cocok untuk menghambat pertumbuhan bakteri e.coli dan Bacillus.
           



DAFTAR PUSTAKA
Afriyanto Eddy. 2005. Pakan Ikan dan Perkembangannya. Jakarta : Penerbit Kanisius.
Jurnal SEJARAH PENEMUAN MIKROBA NUNUK PRIYANI Jurusan Biologi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Sumatera Utara
Dwidjoseputro, 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Wilson & Gisvold. 1982. Buku Teks Wilson dan Gisvold Kimia Farmasi dan Medisinal Organik. Semarang : IKIP Semarang Press.




0 comments:

Post a Comment