Laporan
Praktikum Nama : ---------------
Mikrobiologi NIM :---------------
Kelas :
LNK BP2
Kelompok :
05
Waktu :
13.00-17.00
PJP : Emil Wahdi
Asisten : Ramadhani
: Ivone
UJI AKTIVITAS BAHAN ANTI
MIKROBA
TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
PENDAHULUAN
Mikroba
didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme
mikroskopis. Mikrobiologi
berasal dari bahasa Yunani, mikros=kecil, bios=hidup dan
logos=ilmu. Ilmuwan
menyimpulkan bahwa mikroorganisma muncul kurang lebih 4
juta tahun yang lalu dari
senyawa organik kompleks di lautan, atau mungkin dari
gumpalan awan yang sangat
besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup
pertama di bumi, mikroorganisma
diduga merupakan nenek moyang dari semua
makhluk hidup.(Nunuk Priyanti)
Mikroba juga dapat dikatakan jasad renik
yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk bertahan hidup. Jasad tersebut dapat
hidup hamper di semua tempat di permukaan bumi. Mikroba mampu beradaptasi
dengan lingkungan yang sangat dingin hingga lingkungan yang relative panas,
dari ligkungan yang asam hingga basa. Berdasarkan peranannya, mikroba dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu mikroba menguntungkan dan mikroba merugikan (Afriyanto
2005).
Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat
dibedakan atas beberapa kelompok sebagai berikut diantaranya merusak dinding
sel, mengganggu permeabiitas sel, merusak molekul protein dan asam nukleat,
menghambat aktivitas enzim, menghambat sintesa asam nukleat. Aktivitas
antimikroba yang dapat diamati secara langsung adalah perkembangbiakannya. Oleh
karena itu antimikroba dibagi menjadi dua macam yaitu antibiotic dan
disinfektan
Antibiotik pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming
pada tahun 1929, yang secara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang
sangat efektif yaitu penisilin. Penisilin ini pertama kali dipakai dalam ilmu
kedokteran tahun 1939 oleh Chain dan Florey. (Dwidjoseputro, 2003). Antibiotik adalah zat – zat kimia yang
dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau
menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif
kecil. Turunan zat – zat ini yang dibuat secara semi sintetis, juga termasuk
kelompok ini, begitu pula semua senyawa sintetis dengan khasiat
antibakteri Aktivitas mikroba dapat dikendalikan dengan mengatur
faktor-faktor lingkungan yang meliputi faktor biotik (makhluk hidup dan
mencakup adanya asosiasi atau kehidupan bersama antara mikroorganisme dapat
dalam bentuk simbiose, sinergisme, antibiose, dan sintropisme) dan abiotik
(temperatur, kelembaban, pH, radiasi, penghancuran secara mekanik)
TUJUAN
Tujuan dari praktikum
yaitu untuk mengamati dan mengetahui pengaruh berbagai bahan antimikroba
terhadap viabilitas bakteri.
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan yaitu kertas saring
steril yang berbentuk bulat dengan diameter 1 cm, pinset, bunsen, pipet steril,
dan batang penyebar, Erlenmeyer. Bahan yang digunakan yaitu media PCA, biakan
bakteri E. Coli sp dan Bacillus sp, larutan fisiologis 0,85%, larutan
antiseptik, larutan streptomycin, ekstrak kunyit, dan larutan sambiloto.
Prosedur Kerja
Langkah pertama yang di kerjakaan
yaitu memberi label nama pada tiap tutup cawan media PCA dengan nama mikrob uji
yang di inkulasikan,bunsen di
persiapkan sebelum melakukan percobaan,
kemudian ambil 0,1 ml suspensi bakteri dan teteskan pada media PCA,pekerjaan dilakukan di wilyah dekat Bunsen guna
percobaan tetap steril, setelah itu sebar secara merata
menggunakan batang penyebar yang steril,penyebaran dilakukan sehati-hati mungkin,jangan di tekan supaya agar
tidak robek, kemudian bakar pinset diatas
bunsen dan ambil kertas saring dengan pinset satu persatu, setelah itu celupkan
kertas saring pada larutan fisiologis dan letakkan di atas permukaan media yang
telah disebari biakan bakteri, penggunaan pinset bertujuan untuk menghindari adanya
lemak apabila tangan menyentuh kertas cakram secara langsung, sehingga akan
mempengaruhi perkembangan diameter, kemudian ambil
lagi satu kertas saring dan celupkan pada larutan streptomycin dan letakkan di
atas permukaan media yang lain, lakukan hal yang sama untuk larutan kunyit,
larutan antiseptik, dan larutan sambiloto, terakhir inkubasi pada suhu kamar
selama 24jam maka akan muncul zona bening (zona antimikroba) yang berbentuk menyerupai
lingkaran yang memiliki diameter, lalu diameter tersebut diukur dan di amati dengan seksama.
Gambar skematik
langkah kerja uji aktivitas antimikroba
Data dan Hasil Pengamatan
Dari praktikum yang dilakukan didapatkan
hasil sebagai berikut :
No
|
Bakteri
|
Jenis
Larutan
|
Diameter
(cm)
|
1
|
E.Coli
|
Streptomycin
|
2
|
Betadine
|
1,2
|
||
Kunyit
|
0,7
|
||
sirih
|
-
|
||
2
|
Bacillus sp
|
penicilin
|
1,3
|
handsoup
|
1,5
|
||
Kunyit
|
0,9
|
||
sirih
|
0,8
|
Gambar dari hasil Pengamatan
kelompok 5
Nama Bakteri
|
Gambar
|
Ecoli
|
|
Bacillus Sp
|
Gambar dari hasil Pengamatan
kelompok 6
Nama Bakteri
|
Gambar
|
Ecoli
|
|
Bacillus Sp
|
Pembahasan
Antibakteri atau antimikroba adalah
bahan yang dapat membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme dengan
bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa kelompok
berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan
antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat
berupa desinfektan, antiseptik, sterilizer, sanitizer dan sebagainya. Pada
praktikum ini, kemampuan suatu antimikroba dalam menghambat pertumbuhan bakteri
akan dibandingkan dengan kemampuan antimikroba lain melalui modifikasi uji
antimikroba metode Kirby-Bouer.
Mekanisme daya kerja antimikroba
terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok sebagai berikut: 1. Merusak
dinding sel 2. Mengganggu permeabilitas sel 3. Merusak molekul protein dan asam
nukleat 4. Menghambat aktivitas enzim 5. Menghambat sintesa asam nukleat
Aktivitas anti mikroba yang dapat diamati secara langsung adalah
perkembangbiakannya. Oleh karena itu mikroba disebut mati jika tidak dapat
berkembang biak. Pada dasarnya antimikroba dibagi menjadi 2 macam, yaitu
antibiotik dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh
mikroorganisme tertentu yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri
atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik
digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk
hidup sedangkan disinfektan bekerja dalam menghambat atau menghentikan
pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup, seperti meja, alat gelas, dan lain
sebagainya. Pembagian kedua kelompok antimikroba ini tidak hanya didasarkan
pada aplikasi penerapannya melainkan juga terhadap konsentrasi antimikroba yang
digunakan.
Perlakuan aseptik ialah perlakuan yang
bertujuan terbebas dari mikroorganisme. Aseptik diimbangi dengan
sterilisasi yang merupakan upaya untuk menghilangkan kontamina mikroorganisme
yang menempel pada alat atau bahan yang akan dipergunakan untuk analisa
selanjutnya (Jati 2007).
Praktikum ini dilakukan pada bahan uji
fisiologis 0,85%, Streptomicyn, Antiseptik, Ekstrak kunyit, dan sambiloto.
Praktikum ini dilakukan dengan menyebarkan mikroba pada kultur jaringan (media
PCA). Penempelan bahan uji dilakukan dengan mencelupkan kertas saring yang
telah di potong kecil-kecil pada bahan
uji. Namun karena adanya bahan uji akan terbentuk permukaan yang bening dengan
tidak adanya mikroba yang tumbuh. Uji ini akan menunjukkan bahan yang diujikan
mampu menghambat pertumbuhan mikroba dari diameter yang terbentuk. Larutan
fisiologis digunakan sebagai pembanding dalam uji ini.
Bakteri e.coli dengan bahan uji
streptomycin membentuk diameter bening 2 cm, betadine 1,2 cm, ekstrak kunyit 0,7
cm, dan sambiloto tidak ada endapan bening. Bahan uji yang menunjukkan
aktivitas bahan antimikroba terbesar ialah streptomycin. Artinya streptomycin
memberikan aktivasi terbesar untuk menghambat pertumbuhan bakteri e.coli,
berbeda dengan ekstrak sambiloto yang tidak mampu sebagai bahan antimikroba
untuk bakteri e.coli yang mana hal ini ditunjukkan dengan tidak terbentuknya larutan
bening yang menunjukkan bakteri tetap tumbuh.
Bakteri bacillus sp diuji pertumbuhannya
pada bahan uji penicilin menghasilkan diameter bening 1,3 cm, handsoup 1,5cm,
ekstrak kunyit 0,9 cm, dan sambiloto 0,8cm. Antibiotik streptomycin
menghasilkan diameter bening terbesar. Bahan uji ini menunjukkan aktivasi bahan
antimikroba terbesar yang artinya dapat menghambat pertumbunhan pada bakteri
bacillus sp. Semua bahan uji ini dapat digunakan sebagai bahan anti mikroba.
Perlakuan steril berfungsi untuk mencegah
mikroorganisme yang tak diinginkan agar mendapatkan pengukuran yang akurat.
Zona bening adalah area perkembangan aktivitas bahan antimikroba terhadap
bakteri yang ada di sekitarnya. Apabila larutan fisiologis yang diujikan, maka
bakteri tersebut akan tumbuh subur didalam larfis dan tidak ada diameter yang
terbentuk karena larfis hanya sebagai pembanding bukan bahan antibiotik.
Warna merah yang mengelilingi
antimikroba adalah kontaminan yang disebabkan oleh adanya pengaruh bakteri lain
dari udara yang tumbuh, karena larutan antibiotik belum kering dan menetes.
Tetesannya mengalir sehingga area bening bukan berbentuk lingkaran dan dapat
juga disebkan oleh perlakuan yang kurang aseptik. Kontaminan dapat dideteksi
dengan adanya warna selain warna bening misalnya warna merah.
Data dan hasil pengamatan menunjukkan
bahwa streptomycin, antiseptik, sambiloto, dan ekstrak kunyit merupakan bahan
antimikroba yang cocok untuk menghambat pertumbuhan bakteri e.coli dan
Bacillus. Semua bahan antimikroba menunjukkan aktivitasnya dalam menghambat
pertumbuhan bakteri karena semuanya hampir menunjukkan adanya zona bening
walaupun masih terdapat kontamina yang berwarna merah. Zona bening tersebut
terjadi karena antimikroba akan mengakibatkan pembentukan cincin-cincin hambatan
di dalam area pertumbuhan bakteri yang padat sehingga tak ada bakteri yang
tumbuh di dalam cincin tersebut. Keampuhan suatu ntimikroba dapat dilihat dari
seberapa besar zona bening yang terbentuk akibat berdifusinya zat antibiotika
tersebut, Antimikroba yang berbeda memiiki laju difusi yang berbeda pula,
karena itu keampuhan antimikroba satu sama lain tidak sama (Wilson 1982).
Kesimpulan
Kesimpulan
dari praktikum kali ini adalah Senyawa antimikroba adalah senyawa kimia
yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba. Antimikroba dapat
dikelompokkan menjadi antiseptikdan desinfektan dan bahwa streptomycin,
betadine, sambiloto,penicillin, dan ekstrak kunyit merupakan bahan antimikroba
yang cocok untuk menghambat pertumbuhan bakteri e.coli dan Bacillus.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanto Eddy. 2005. Pakan
Ikan dan Perkembangannya. Jakarta : Penerbit Kanisius.
Jurnal SEJARAH PENEMUAN MIKROBA
NUNUK PRIYANI Jurusan Biologi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam
Unversitas Sumatera Utara
Dwidjoseputro, 2003. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Wilson
& Gisvold. 1982. Buku Teks Wilson dan
Gisvold Kimia Farmasi dan Medisinal Organik. Semarang : IKIP Semarang
Press.
0 comments:
Post a Comment