10 July 2014

Laporan SCREENING MIKROORGANISME DARI USUS RAYAP DAN MIKROBA TANAH

Laporan Praktikum
Mikrobiologi dasar dan lingkungan
Nama              :------------
Nim                :------------
Kelompok      : 4 dan 5
Hari/Tanggal   :23 Mei 2014
Waktu            :13:00
PSP                :Emil Wahdi
Asisten           :Ramadhani
                       :Ivone

SCREENING MIKROORGANISME DARI
USUS RAYAP DAN  MIKROBA TANAH









TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014




Pendahuluan
Tanah merupakan tempat tinggal untuk bermacam-macam binatang kecil. Binatang ini melakukan proses pembusukan sisa tanaman sehingga menjadi unsur hara dan menggali lubang serta terowongan yang menyebabkan terbentuknya saluran peredaran air dan udara di dalam tanah. 
Dengan menggali tanah, binatang-binatang kecil mencampur lapisanl-apisan tanah. Tanah yang sehat mempunyai berbagai jenis binatang (bio-diversitas tinggi). Dominasi oleh salah satu jenis binatang merupakan tanda adanya kemungkinan ketidak-seimbangan pada tanah tersebut. Misalnya, terlalu banyak atau terlalu sedikit air. Penggunaan pestisida juga bisa merusak keseimbangan biologis tanah. 
Binatang yang sering ditemukan di dalam atau di atas permukaan tanah adalah semut , cacing, ular, kumbang, laba-laba, tikus, jangkrik, lipan dan sebagainya. Di dalam tanah terdapat berbagai jenis biota tanah, antara lain mikroba (bakteri,fungi, aktinomisetes, mikroflora, dan protozoa) serta fauna tanah. Masing-masing biota tanah mempunyai fungsi yang khusus. Dalam kaitannya dengan tanaman,mikroba sangat berperan dalam membantu pertumbuhan tanaman melalui penyediaan hara (mikroba penambat N, pelarut P), membantu penyerapan hara (cendawan mikoriza arbuskula), memacu pertumbuhan tanaman (penghasil hormon), dan pengendali hama-penyakit (penghasil antibiotik, antipatogen). Demikian pula fauna tanah, setiap grup fauna mempunyai fungsi ekologis yang khusus. 
Grup-grup fauna tanah yang menguntungkan antara lain yang berperan sebagai saprofagus, yaitu fauna pemakan sisa-sisa organik sehingga mempercepat proses dekomposisi dan mineralisasi serta meningkatkan populasi mikroba tanah,lalu geofagus, yaitu fauna pemakan campuran tanah dan sisa organik, yang secara tidak langsung dapat meningkatkan porositas,dan membantu penyebaran hara,memperbaiki proses hidrologi tanah, dan meningkatkan pertukaran udara di dalam tanah; dan predator, yaitu fauna pemakan organisme pengganggu sehingga berperan sebagai pengendali populasi hama-penyakit tanaman. Biota tanah memegang peranan penting dalam siklus hara di dalam tanah, sehingga dalam jangka panjang sangat mempengaruhi keberlanjutan produktivitas lahan.
Rayap termasuk binatang Arthropoda, kelas insecta yang berasal dari ordo isoptera (Bhs Yunani, "iso" berarti sama dan "ptera" berarti sayap) yang dalam perkembangan hidupnya mengalami metamorphosa gradual atau bertahap. Rayap merupakan serangga yang hidup dalam kelompok sosial dengan sistem kasta yang berkembang sempurna.. Nama ini mengacu pada kasta reproduksi dimana mereka memiliki sepasang sayap dengan bentuk dan ukuran antara sayap depan dan sayap belakang yang sama.
Di alam bebas rayap berperan penting sebagai penjaga keseimbangan alam dengan cara menghancurkan kayu dan mengembalikannya sebagai "hara" ke dalam tanah.Terdapat beberapa jenis rayap menurut tempat hidupnya yaitu rayap tanah, pohon, subteran, dan rayap kayu. Perbedaan antara rayap tanah dan kayu adalah tempat hidup rayap tersebut, pada rayap tanah hidup di tanah sedangkan rayap kayu biasa hidup di kayu. Diantara kedua jenis rayap tersebut, rayap kayu merupakan serangga yang sangat merugikan bagi umat manusia. Serangga ini bisa memakan perabot rumah tangga yang terbuat dari kayu. Umumnya serangan rayap kayu tidak secara langsung dapat diketahui, Karena rayap ini bersarang di dalam kayu dan memakan kayu perabotan atau kerangka rumah sehingga menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi.
Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati, berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung khitin atau selulosa atau keduanya, heterotrof, absortif dan sebagian besar tubuhnya terdiri dari bagian vegetatif berupa hifa dan generatif yaitu spora. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa (Dwidjoseputro,1989). Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
            Jamur terdiri dari bermacam-macam jenis, ada yang merugikan dan ada yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Jamur yang merugikan antara lain karena bersifat patogen yaitu dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan maupun tumbuhan. Jenis-jenis jamur yang umum dibudidayakan ialah jamur yang menguntungkan bagi manusia diantanya jamur merang (Volvariella volvaceae),jamur tiram (Pleurotus ostreatus),jamur kuping (Auricularia polytricha),jamur payung (Lentinus edodes),dan jamur kancing (Agaricus Sp).

Tujuan

Mengetahui biodegradasi jamur, proteolitik hasil screening uji mikroba tanah dan mengetahui protozoa yang terdapat pada usus rayap


Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan ialah mikroskop cahaya biokuler, tabung reaksi, pipet mikro, neraca analitik, pinset, tip, cawan petri, erlenmeyer, api bunsen, gelas objek, cover glass,
Bahan-bahan yang digunakan ialah sampel tanah, enzim yang ada pada rayap. Bahan pendukungnya ialah aquades steril, media NA (Nutrient Agar),Media SMA  larutan HCl, alumunium foil dan alcohol.
Cara Kerja
Tanah yang telah di ambil ditimbang sebanyak 1gr. Tanah sebanyak 1 gram tersebut dimasukkan kedam tabung reaksi pertama yang telah diisi oleh aquades steril sebanyak 9mml. Setelah itu aduk homogen untuk diencerkan kedalam tabung reaksi ke dua sebagai pengenceran 10-2 sebanyak 1ml. Pengenceran dilakukan hinggan10-5. Pada tabung pengenceran 10-4 dengan 10-5, masing masing larutan pengenceran tersebut dipipet 1ml ke dalam cawan petri berbeda yang telah berisi media NA (Nutrient Agar) dan Susu Skim. Setelah itu, larutan diratakan dengan metode cawan sebar. Hasilnya ditunngu 24 jam untuk melihat zona bening yang terbentuk.
Raya yang telah dipersiapkan di ambil dengan bantuan pinset,usahakan rayap dalam kondisi hidup.Kemudian bagiann abdomen pada rayap dipencet rayap sampai mengeluarkan cairan. Cairan abdomen tersebut diletakkan pada kaca objek dan ditutup dengan cover glass. Lalu diamati di mikroskop bagaimana bentuk mikroorganisme yang terkandung pada rayap dengan perbesaran 40x10,cari sefaa teliti sebab protozoa pada rayap bersifat motil.
Pembuatan jamur dilakukan dengan Uji mikroba tanah dilakukan dengan alkohol disemprotkan pada meja praktikum dan tangan serta dinyalakan bunsen agar mencegah terjadinya kontaminasi. Disiapkan serbuk gergaji sebagai media tanam jamur kemudian dimasukan biakan jamur secukupnya kedalam serbuk gergaji kemudian ditutup dengan menggunakan kapas , ditunggu sampai tumbuh sekitar 2 minggu .






Hasil dan Pengamatan
            Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, di dpatkan hasil sebagai berikut
No
Perlakuan
Sebelum di tetesi HCl
Sesudah di tetesi  HCl
Keterangan
1

Setelah diinkubasi selama 48  jam terdapat zona bening pada cawan petri yang terdapat bakteri. Hal ini berarti terdapat bakteri yang menghasilkan ezin protease pada sampel tanah .
2
Setelah diinkubasi selama 48  jam tidak terdapat zona bening pada cawan petri yang terdapat bakteri. Hal ini berarti tidak terdapat bakteri yang menghasilkan ezin protease pada sampel tanah .
3
Setelah diinkubasi selama 48  jam tidak terdapat zona bening pada cawan petri yang terdapat bakteri. Hal ini berarti tidak terdapat bakteri yang menghasilkan ezin protease pada sampel tanah .
Tabel 1.Hasil Screening Mikrooeranisme Tanah





Tabel 2.Hasil Pengamatan Protozoa pada tubuh rayap
Gambar
Keterangan

Hasil pengamatan negatif karena  terdapat protozoa pada uji mikroba rayap yang diamati menggunakan mikroskop perbesaran 40x10.

Tabel 3 Hasil Pengamatan Biodegradasi Jamur
Hasil


Setelah 1 Minggu
Setelah 2 Minggu


Pembahasan
Tanah merupakan system terpadu yang saling terkait dalam berbagai kondisi fisik,kimia serta proses biologi yang secara nyata dipengaruhi oleh factor lingkungan(Mulyani,1996).penghasil protease pada tanah menunjukan hasil positif pada percobaan , karena terdapat zona bening pada cawan petri yang berisi media NA + SMA. Mikroorganisme dalam tanah yang menghasilkan enzim protease serta uji kemampuan mikroorganisme terhadap kemampuan proteolitik yang ditandai dengan adanya zona bening yang terbentuk. Zona bening tebentuk karena Skim milk agar ini mengandung protein yang tinggi yang kemudian dilisis oleh protease. Sehingga, susu yang dilisis akan pecah dan hanya media nutrient agar yang bening yang dapat terlihat. Protease memegang peran utama didalam banyak fungsi hayati, mulai dari tingkat sel hingga organisme, yaitu dalam melangsungkan reaksi metabolisme, fungsi regulasi dan reaksi-reaksi yang menghasilkan sistem berantai  untuk menjaga normal homeostatis maupun kondisi patofisiologis abnormal serta proses kematian sel terencana (Rao et al., 1998).
Rayap termasuk binatang Arthropoda, kelas Insekta dari ordo Isoptera. Rayap merupakan serangga kecil berwarna putih pemakan selulosa yang sangat berbahaya bagi bangunan yang dibangun dengan bahan-bahan yang mengandung selulosa seperti kayu dan produk turunan kayu (papan partikel, papan serat, plywood, blockboard dan laminated board)(Hasan, 1984). Dan dapat pada tanaman atau hutan plantasi. Adanya enzim selulase dalam saluran pencernaan rayap yang dapat menghancurkan jaringan kayu. Kebanyakan spesies rayap memiliki enzim selulase yang dihasilkan oleh mikroorganisme simbiotik yang hidup pada usus khususnya dihasilkan oleh jenis bakteri dan kapang selulolitik (Borror,1996).Telur yang menetas yang menjadi nimfa akan mengalami 5-8 instar. Jumlah telur rayap bervariasi, tergantung kepada jenis dan umur. Saat pertama bertelur betina mengeluarkan 4-15 butir telur. Telur rayap berbentuk silindris, dengan bagian ujung yang membulat yang berwarna putih. Panjang telur bervariasi antara 1-1,5 mm. Telur C.curvignathus akan menetas setelah berumur 8-11 hari. Dalam perkembangan hidupnya berada dalam lingkugan yang sebagian besar diatur dalam koloni dan terisolir dari pengaruh nimfa sesuai dengan kebutuhan koloni. Nimfa-nimfa yang sedang tumbuh dapat diatur menjadi anggota kasta, yang diperlakukan bahwa nasib rayap dewasa siap terbang dapat diatur (Borror 1996).                                                                              
Pada uji mikroba rayap yang  di amati dengan perbesaran mikroskop 40x10 terdapat hasil positif karena di dalam perut rayap terdapat protozoa. Tetapi karena sifat rayap yang memilikipergerakan cepat sehingga sukar untuk di amati dalam jangka waktu yang lama.
Jamur merupakan organisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik, berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung khitin atau selulosa atau keduanya, heterotrof, absortif dan sebagian besar tubuhnya terdiri dari bagian vegetatif berupa hifa dan generatif yaitu spora. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa (Pelczar and Reid, 1958). Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
                Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak seperti jenis kayu albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram adalah 20 – 28°C, dengan kelembaban 80 – 90 %. Pertumbuhan jamur tiram membutuhkan cahaya matahari tidak langsung, aliran udara yang baik, dan tempat yang bersih.Siklus hidup jamur pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun seksual. Seperti halnya reproduksi aseksual jamur, reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium. Sedangkan secara seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak pada kantung basidium. Mula-mula basidiospora bergerminasi membentuk suatu masa miselium monokaryotik, yaitu miselium dengan inti haploid.
Miselium terus bertumbuh hingga hifa pada miselium tersebut berfusi dengan hifa lain yang kompatibel sehingga terjadi plasmogami membentuk hifa dikaryotik. Setelah itu apabila kondisi lingkungan memungkinkan (suhu antara 10-20 °C, kelembapan 85-90%, cahaya mencukupi, dan CO2 < 1000 ppm) maka tubuh buah akan terbentuk. Terbentuknya tubuh buah diiringi terjadinya kariogami dan meiosis pada basidium. Nukleus haploid hasil meiosis kemudian bermigrasi menuju tetrad basidiospora pada basidium.  Basidium ini terletak pada bilah atau sekat pada tudung jamur dewasa yang jumlahnya banyak (lamela). Dari spora yang terlepas ini akan berkembang menjadi hifa monokarion. Hifa ini akan memanjangkan filamennya dengan membentuk cabang hasil pembentukan dari dua nukleus yang dibatasi oleh septum (satu septum satu nukleus). Kemudian hifa monokarion akan mengumpul membentuk jaringan sambung menyambung berwarna putih yang disebut miselium awal dan akhirnya tumbuh menjadi miselium dewasa (kumpulan hifa dikarion). Dalam tingkatan ini, hifa-hifa mengalami tahapan plasmogami, kariogami, dan meiosis hingga membentuk bakal jamur. Nantinya, jamur dewasa ini dapat langsung dipanen atau dipersiapkan kembali menjadi bibit induk.

Simpulan
Berdasarkan uji mikroba tanah dapat disimpulkan bahwa pada tanah yang kita amati terdapat hasil positif sebab terdapat zona bening pada cawan petri, pada uji mikroba protozoa tubuh rayap terdapat hasil positif, karena terdapat protozoa.

           
Daftar Pustaka
Hadioetomo, R., 1990, Mikrobiologi Dasar-Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Gramedia.
Dwidjoseputro,D.1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Malang:Djmbatan.
Mulyani, Mul, (1996), Mikrobiologi Tanah.Jakarta:Penerbit Rineka Cipta.
Abraham AGG, Antoni L, and AƱon AC.1993. Proteolytic Activity of Lactobacillus Bulgaricus Grown in Milk, Journal of Diary Science. La Plata,Argentina
Borror, D. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta:UGM Press.







0 comments:

Post a Comment