Makanan yang sehat merupakan kunci terwujudnya komunitas yang sehat, komunitas yang bebas dari berbagai penyakit kronis.Buah dan sayuran adalah sumber makanan sehat utama. Namun pasokan dan konsumsi buah serta sayuran dunia masih jauh dari standar kesehatan. Hal ini terungkap dari penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Jurnal Plos One, Rabu (6/8).
Dalam penelitian ini, tim peneliti dari Nutrition and Health Sciences, Laney Graduate School, Emory University, Atlanta, Georgia, Amerika Serikat dan Department of Global Health, University of Washington di Seattle, Washington menyimpulkan, pasokan buah dan sayuran dunia terus menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Tim peneliti menganalisis data populasi dan produksi pertanian dunia guna membandingkan pasokan buah dan sayuran pada tahun 2009 dengan kebutuhan penduduk dunia. Tim peneliti menemukan, kekurangan pasokan buah dan sayuran dunia mencapai rata-rata 22% dari rekomendasi nutrisi. Rasio pasokan dan kebutuhan buah dan sayuran mencapai 0,78 dari skala 0,05–2,01.
Di negara berpendapatan rendah dan negara berpendapatan tinggi rentang rasio pasokan dan kebutuhan buah serta sayuran mencapai 0,42 (di negara miskin) hingga 1,02 (di negara kaya).
Tim peneliti juga menganalisis limbah makanan dan menemukan hasil yang serupa. Rasio pasokan dan kebutuhan buah serta sayuran di negara berpendapatan rendah mencapai 0,37 sementara di negara berpendapatan tinggi mencapai 0,77.
Dengan menganalisis proyeksi pertumbuhan populasi dan produksi pertanian, tim peneliti yang terdiri dari Karen R. Siegel, Mohammed K. Ali, K. M. Venkat Narayan, Adithi Srinivasiah, Rachel A. NugentUsing memerkirakan, pada 2025 hingga 2050, dunia masih mengalami krisis pasokan buah dan sayuran.
Rasio pasokan dan buah serta sayuran hanya akan meningkat tipis menjadi 0,81 pada 2025 dan 0,88 pada 2050. Pola kenaikan ini serupa di berbagai negara. Dan jika produksi buah dan sayuran dunia tidak mengalami perubahan maka rasio pasokan dan kebutuhan buah serta sayuran akan turun menjadi 0,66 pada 2025 dan menjadi 0,57 pada 2050.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Northwestern Medicine, jika Anda bersedia menerapkan dua gaya hidup kunci yaitu mengurangi waktu menonton TV dan mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran, Anda akan menikmati manfaat kesehatan dalam jangka panjang.
Penelitian lain di AS juga menyimpulkan, jika Anda mengonsumsi sayuran dan buah satu porsi lebih banyak setiap hari, pemerintah akan bisa menghemat biaya kesehatan $5 miliar dan mencegah 30.301 kematian akibat penyakit jantung dan stroke per tahun. Nilai ekonomi penyelamatan nyawa dari penyakit kardiovaskular mencapai $11 triliun.
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, tidak ada solusi lain selain menemukan cara yang inovatif guna meningkatkan produksi buah dan sayuran terutama di negara yang penduduknya kurang mampu.
Tim peneliti menganalisis data populasi dan produksi pertanian dunia guna membandingkan pasokan buah dan sayuran pada tahun 2009 dengan kebutuhan penduduk dunia. Tim peneliti menemukan, kekurangan pasokan buah dan sayuran dunia mencapai rata-rata 22% dari rekomendasi nutrisi. Rasio pasokan dan kebutuhan buah dan sayuran mencapai 0,78 dari skala 0,05–2,01.
Di negara berpendapatan rendah dan negara berpendapatan tinggi rentang rasio pasokan dan kebutuhan buah serta sayuran mencapai 0,42 (di negara miskin) hingga 1,02 (di negara kaya).
Tim peneliti juga menganalisis limbah makanan dan menemukan hasil yang serupa. Rasio pasokan dan kebutuhan buah serta sayuran di negara berpendapatan rendah mencapai 0,37 sementara di negara berpendapatan tinggi mencapai 0,77.
Dengan menganalisis proyeksi pertumbuhan populasi dan produksi pertanian, tim peneliti yang terdiri dari Karen R. Siegel, Mohammed K. Ali, K. M. Venkat Narayan, Adithi Srinivasiah, Rachel A. NugentUsing memerkirakan, pada 2025 hingga 2050, dunia masih mengalami krisis pasokan buah dan sayuran.
Rasio pasokan dan buah serta sayuran hanya akan meningkat tipis menjadi 0,81 pada 2025 dan 0,88 pada 2050. Pola kenaikan ini serupa di berbagai negara. Dan jika produksi buah dan sayuran dunia tidak mengalami perubahan maka rasio pasokan dan kebutuhan buah serta sayuran akan turun menjadi 0,66 pada 2025 dan menjadi 0,57 pada 2050.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Northwestern Medicine, jika Anda bersedia menerapkan dua gaya hidup kunci yaitu mengurangi waktu menonton TV dan mengonsumsi lebih banyak buah dan sayuran, Anda akan menikmati manfaat kesehatan dalam jangka panjang.
Penelitian lain di AS juga menyimpulkan, jika Anda mengonsumsi sayuran dan buah satu porsi lebih banyak setiap hari, pemerintah akan bisa menghemat biaya kesehatan $5 miliar dan mencegah 30.301 kematian akibat penyakit jantung dan stroke per tahun. Nilai ekonomi penyelamatan nyawa dari penyakit kardiovaskular mencapai $11 triliun.
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, tidak ada solusi lain selain menemukan cara yang inovatif guna meningkatkan produksi buah dan sayuran terutama di negara yang penduduknya kurang mampu.
0 comments:
Post a Comment