23 January 2015

INFILTRASI

Praktikum 6                                                                             2 Oktober 2013
Asisten :
1.      Sisi
2.      Siti Komariyah





INFILTRASI
 














TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013 



PENDAHULUAN
Latar Belakang
 Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan) masuk kedalam tanah. Menurut Jury dan Horton (2004) infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Umumnya, infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal, yaitu gerakan ke bawah dari permukaan tanah. Sedangkan Soemarto (1999) dalam Sofyan M (2006) menyebutkan bahwa perpindahan air dari atas ke dalam permukaan tanah baik secara vertikal maupun secara horizontal disebut infiltrasi. Haridjaja, Murtilaksono, dan Rachman (1991) infiltrasi tanah meliputi infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi kumulatif adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi. Laju infiltrasi adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah dalam waktu tertentu. Sedangkan kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum air meresap ke dalam tanah. Laju infiltrasi umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan intensitas curah hujan, yaitu millimeter per jam (mm/jam).
Proses infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, tekstur dan struktur tanah, persediaan air awal (kelembaban awal), kegiatan biologi, dan unsur organic, jenis dan kedalaman serasah, dan tumbuhan bawah atau tajuk penutup tanah lainnya (Asdak 1995). Infiltrasi berubah-ubah sesuai dengan intensitas curah hujan. Akan tetapi setelah mencapai limitnya, banyaknya infiltrasi akan berlangsung terus sesuai dengan kecepatan absorbsi setiap tanah. Pada tanah yang sama kapasitas infiltrasinya berbeda- beda, tergantung dari kondisi permukaan tanah, struktur tanah, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Di samping intensitas curah hujan, infiltrasi berubah-ubah karena dipengaruhi oleh kelembaban tanah dan udara yang terdapat dalam tanah (Maryono 2004 dalam Sofyan M 2006).
Terdapat beberapa rumus persamaan untuk memformulasikan laju infiltrasi. Horton merupakan salah satu pioner yang mempelajari laju infiltrasi di lapangan dan mengembangkan persamaan laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Model infiltrasi Horton dipercaya dapat menjelaskan infiltrasi pada berbagai jenis tanah dan konsisten terhadap proses infiltrasi itu sendiri.

Tujuan
Tujuan dari praktikum infiltrasi adalah untuk menghitung kapasitas infiltrasi tanah dan memahami konsep kehilangan air sebagai akibat adanya air hujan yang meresap ke dalam tanah.

METODE
Praktikum ini hanya melakukan penghitungan dengan data yang telah tersedia tanpa adanya pengamatan secara langsung. Alat-alat yang diperlukan dalam praktikum ialah alat tulis, penggaris dan kalkulator sebagai alat bantu hitung. Perhitungan dapat juga menggunakan aplikasi pengolah angka di computer (lap top).
Adapun langkah-langkah dalam melakukan perhitungan sebagai berikut:
o   Alat dan bahan yang digunakan disiapkan terlebih dahulu
o   Membuat tabel dengan 10 kolom dan 29 baris
o   Tiap – tiap kolom diberi nama seperti kolom 1(No), kolom 2(waktu), kolom 3(waktu kumulatif), kolom 4( tinggi air), kolom 5 (f mm/s), kolom 6 (f m/jam), kolom 7 ( fc – fa), kolom 8(fo – fa), kolom 9 (Ln(fc-fa)/(fo-fa) x (-1)), kolom 10(K)
o   Data yang dimasukkan ke dalam tabel ada 27 data
o   Kolom waktu dan kolom tinggi diisi dengan waktu dan tinggi yang telah ditentukan oleh asisten
o   Hitung nilai waktu kumulatif dengan rumus  (waktu 1 + waktu 2)
o   Hitung nilai f(mm/s) dengan rumus Tinggi / waktu(s)
o   Hitung nilai f(mm.jam) dengan rumus f(mm/s) x 3600
o   Hitung nilai rata – rata fa dengan mengambil nilai f(mm/jam) di nomor 25 sampai 27 pada tabel
o   Hitung nilai fc – fa dengan rumus  f(mm/jam) – fa rata – rata
o   Hitung nilai fo – fa dengan rumus f(mm/jam) – fa rata – rata     
o   Hitung nilai Ln(fc-fa)/(fo-fa) x (-1)
o   Hitung nilai K dengan rumus Ln(fc-fa)/(fo-fa) x (-1) / t(kolom 1)
o   Buat grafik dengan memplotkan waktu kumulatif sebagai X dan f(mm/s) sebagai Y
o   Dari grafik tersebut dicari persamaan Ln dengan trendline


HASIL
Tabel 1. Hubungan antara Waktu dan Laju Infiltrasi

No
Waktu
Waktu kumulatif
Tinggi air
f
fc - fa
f0 - fa
LN((fc - fa)/(f0-fa))*-1
k
(sekon)
(sekon)
(mm)
(mm/sekon)
(mm/jam)
1
36
36
20
0.556
2000.000
786.441
786.441
0.000
0.000
2
38
74
20
0.526
1894.737
681.178
681.178
0.144
0.004
3
42
116
20
0.476
1714.286
500.726
500.726
0.451
0.011
4
42
158
20
0.476
1714.286
500.726
500.726
0.451
0.011
5
47
205
20
0.426
1531.915
318.356
318.356
0.904
0.019
6
43
248
20
0.465
1674.419
460.859
460.859
0.534
0.012
7
44
292
20
0.455
1636.364
422.804
422.804
0.621
0.014
8
47
339
20
0.426
1531.915
318.356
318.356
0.904
0.019
9
46
385
20
0.435
1565.217
351.658
351.658
0.805
0.017
10
49
434
20
0.408
1469.388
255.828
255.828
1.123
0.023
11
50
484
20
0.400
1440.000
226.441
226.441
1.245
0.025
12
48
532
20
0.417
1500.000
286.441
286.441
1.010
0.021
13
50
582
20
0.400
1440.000
226.441
226.441
1.245
0.025
14
52
634
20
0.385
1384.615
171.056
171.056
1.526
0.029
15
48
682
20
0.417
1500.000
286.441
286.441
1.010
0.021
16
51
733
20
0.392
1411.765
198.205
198.205
1.378
0.027
17
52
785
20
0.385
1384.615
171.056
171.056
1.526
0.029
18
52
837
20
0.385
1384.615
171.056
171.056
1.526
0.029
19
49
886
20
0.408
1469.388
255.828
255.828
1.123
0.023
20
53
939
20
0.377
1358.491
144.931
144.931
1.691
0.032
21
54
993
20
0.370
1333.333
119.774
119.774
1.882
0.035
22
57
1050
20
0.351
1263.158
49.599
49.599
2.764
0.048
23
57
1107
20
0.351
1263.158
49.599
49.599
2.764
0.048
24
58
1165
20
0.345
1241.379
27.820
27.820
3.342
0.058
25
59
1224
20
0.339
1220.339




26
60
1284
20
0.333
1200.000




27
59
1343
20
0.339
1220.339




fa
1213.559
K rata-rata
0.024



Contoh Perhitungan
fa =
                            =
                            =         
                            = 1213.559
            Data nomor 5:
f (mm/sekon) =  = 0,426 mm/sekon
f (mm/jam) = 0,426 x 3600 = 1531.915 mm/jam
fc – fa =1531.915– 1213,2 = 318.356
fo – fa = 2001,6 – 1213,2 = 318.356
Ln{(fc-fa)/(f0-fa) x (-1) = Ln {(320,4)/(788,4)} x (-1) = 0,900
k =
  =
  = 0,019
           


Grafik 1. Kurva Infiltrasi Persamaan Model Horton



PEMBAHASAN
Model Horton adalah salah satu model infiltrasi yang terkenal dalam hidrologi. Horton mengakui bahwa kapasitas infiltrasi berkurang seiring dengan bertambahnya waktu hingga mendekati nilai yang konstant. Ia menyatakan pandangannya bahwa penurunan kapasitas infiltrasi lebih dikontrol oleh faktor yang beroperasi di permukaan tanah dibanding dengan proses aliran di dalam tanah. Faktor yang berperan untuk pengurangan laju infiltrasi seperti penutupan retakan tanah oleh koloid tanah dan pembentukan kerak tanah, penghancuran struktur permukaan lahan dan pengangkutan partikel halus dipermukaan tanah oleh tetesan air hujan.
Model tersebutlah yang digunakan dalam praktikum ini. Model ini sangat simpel dan lebih cocok untuk data percobaan. Kelemahan utama dari model ini terletak pada penentuan parameternya f0, fc, dan k dan ditentukan dengan data-fitting. Meskipun demikian dengan kemajuan sistem komputer proses ini dapat dilakukan dengan program spreadsheet sederhana. Hasil di atas menyatakan bahwa nilai kapasitas infiltrasi maksimum sebesar 0.556 mm/sekon atau 2000.000 mm/jam terjadi di waktu kumulatif 36 sekon dengan tinggi air 20 mm.  Dan fa atau nilai kapasitas infiltrasi yang konstan adalah sebesar 1213.59 mm/jam. Berdasarkan grafik yang diperoleh (Grafik 1. Kurva Infiltrasi Persamaan Model Horton) terlihat bahwa waktu kumulatif yang bertambah menyebabkan kapasitas infiltrasi yang berkurang. Hal itu sesuai dengan model infiltrasi yang diperkenalkan oleh Horton bahwa kapasitass infiltrasi berkurang seiring bertambahnya waktu. Hal itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari kondisi permukaan tanah, struktur tanah, tumbuh-tumbuhan, kelembaban tanah dan udara yang terdapat dalam tanah.
Nilai k yang didapat adalah sebesar 0.024. Nilai tersebut menunjukkan nilai parameter tanah (konstanta) yang berpengaruh dalam proses infiltrasi. Nilai k maksimum adalah 0.058. Laju infiltrasi dapat diketahui dari nilai tersebut. Menurut Boedi Susanto (2008), laju infiltrasi berbeda menurut jenis tanahnya seperti pada tabel berikut:

Tabel  2. Laju Infiltrasi Menurut Jenis Tanah

Jenis Tanah



Laju Infiltrasi (mm/menit)
Tanah ringan (sandy soil)
0,212 – 0,423
Tanah sedang (loam clay, loam silt)
0,042 – 0,212
Tanah berat (clay, clay loam)
0,004 – 0,042

Berdasarkan tabel, tanah yang di pakai dalam praktikum termasuk ke dalam jenis tanah berat (clay, clay loam). Saifuddin (1986) dalam Seyhan, E. (1990) menyebutkan bahwa tanah-tanah yang bertekstur kasar menciptakan struktur tanah yang ringan. Sebaliknya tanah-tanah yang terbentuk atau tersusun dari tekstur tanah yang halus menyebabkan terbentuknya tanah-tanah yang bertekstur berat. Tanah dengan struktur tanah yang berat mempunyai jumlah pori halus yang banyak dan miskin akan pori besar. Sebaliknya tanah yang ringan mengandung banyak pori besar dan sedikit pori halus. Dengan demikian kapasitas infiltrasi dari kedua jenis tanah tanah tersebut akan berbeda pula, yaitu tanah yang berstruktur ringan kapasitas infiltrasinya akan lebih besar dibandingkan dengan tanah-tanah yang berstruktur berat.
Data yang didapat tidak beraturan dapat disebabkan karena waktu kumulatif pengukuran kapasitas infiltrasi berbeda untuk mencapai tinggi air yang sama yakni 20 mm. Waktu dan tinggi air mempengaruhi perhitugan kapasitas infiltrasi, jika waktu dan tinggi air berbeda di beberapa kondisi menyebabkan nilai kapasitas infiltrasinya pun berbeda. Selain itu infiltrasi terjadi karena adanya air, misalnya air hujan. Air hujan yang jatuh ke tanah dengan intensitas yang berbeda menyebabkan air yang terinfiltrasikan pun berbeda.
Model empiris menyatakan kapasitas infiltrasi sebagai fungsi waktu. Dimana kadar lengas tanah memiliki sifat dinamis terhadap waktu, sehingga laju infiltrasi ditentukan oleh kondisi lengas tanah mula-mula saat proses infiltrasi mulai terjadi. Adapun model- model empiris infiltrasi diantaranya adalah Model Kostiakov, Model Horton, Model Holtan dan Model Overton. Model-model tersebut telah banyak digunakan dalam beberapa penelitian. Akan tetapi, model Horton cukup untuk mewakili bagaimana cara menghitung laju infiltrasi beserta konsepnya yang digunakan dalam praktikum kali ini.



KESIMPULAN
Berdasarkan hasil didapatkan kesimpulan bahwa harga kapasitas infiltrasi maksimum yaitu 0.556 mm/sekon atau 2000 mm/jam dan kapasitas infiltrasi konstan yaitu 1213.559 mm/jam. Infiltrasi merupakan alah satu faktor dalam siklus hidrologi sebagai proses hilangnya air hujan yang meresap ke dalam tanah.

DAFTAR PUSTAKA
Asdak Chay. 1995. Hidrologi dan Pengeloaan daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada Press.
Haridjaja, O., Murtilaksoo, K. dan Rachman, LM. 1991. Hidrologi Pertanian. Jurusan Tanah, Faperta IPB. Bogor.
Jury, WA, dan Horton, R. 2004. Soil Physics. John Willey & Sons. New Jersey. 370 p.
Seyhan, E. 1990. Dasar-dasar Hidrologi. Sentot Subagyo, penerjemah. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Sofyan, M. 2006. Pengaruh Berbagai Penggunaan Lahan terhadap Laju Infiltrasi Tanah. Skripsi. Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB. Bogor



0 comments:

Post a Comment